Kabar Bima

PKM Bolo Akui Penanganan Anisa Sudah Sesuai Standar

236
×

PKM Bolo Akui Penanganan Anisa Sudah Sesuai Standar

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Kematian Mutiara Anisa (6 bulan), menyisakan duka mendalam pasangan Ardiansyah dan Wulan warga asal Desa Rada. Ada indikasi kelalaian pihak medis Puskesmas (PKM) Bolo dalam penanganan bayi yang menderita mencret, panas dan muntah-muntah tersebut. (Baca; Diduga Petugas PKM Bolo Lalai Periksa, Bayi Ini Meninggal Dunia)

PKM Bolo Akui Penanganan Anisa Sudah Sesuai Standar - Kabar Harian Bima
Kepala Puskesmas Bolo, Nurjanah. Foto, Yadin.

Namun melalui keterangan resminya kepada media ini, Puskesmas (PKM) Bolo Kabupaten Bima mengakui penanganan Mutiara Anisa (6 bulan) sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). PKM Bolo juga membantah ada unsur kelalaian dalam penanganan, karena kondisi pasien kembali memburuk saat dibawa pulang orangtuanya.

PKM Bolo Akui Penanganan Anisa Sudah Sesuai Standar - Kabar Harian Bima

“Berdasarkan standar prosedur penanganan dengan keluhan seperti itu, menurut kami sudah sesuai. Pasien diberikan terapi dengan Cotrimoksasol Sirup, Paracetamol, Vitamin B6 dan Zink seperti yang diberikan oleh petugas di Pustu Desa Nggembe,” jelas Nurjanah, Kepala PKM Bolo, Jumat (20/10).

Nurjanah menceritakan kronologis penanganan pasien. Sehari setelah itu petugas Pustu Desa Nggembe, Fitrah mengunjungi pasien dan kembali mengobservasi pasien tersebut tadi pagi. Kondisi pasien terlihat sudah bagus.

“Untuk keluhan mual muntah dan panasnya sudah berkurang, tinggal keluhan mencret. Karena keluhan itu, disarankan untuk berobat di puskesmas,” cerita Nurjanah di temui di PKM Bolo.

Ia juga membantah, isu yang berkembang di masyarakat bahwa pasien ditolak untuk dirawat. Awalnya, pasien masuk lansung ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena kondisinya drop. Namun, berdasarkan pengamatan petugas pasien belum masuk kriteria gawat darurat karena keadaan umumnya masih bagus dengan tanda dehidrasi tidak ada.

“Akhirnya diarahkan untuk dirawat jalan dan diperiksa dulu untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” ujarnya.

Pasien kemudian diantarkan ke ruang balai pemeriksaan dan diperiksa oleh petugas. Berat badannya 8,3 kilogram, nadinya 102 per menit, respirasinya 40 kali per menit, suhu badan 37,5 masih normal dan kondisi tanda dehidrasi mata cekuk tidak ada. Pasien juga tetap diberi ASI, susu formula dan MP ASI berdasarkan pengakuannya ke dokter jaga. “Artinya kebutuhan cairan pasien masih tercukupi,” bebernya.

Hanya saja karena masih batuk, maka dokter menambahkan resep puyer selain obat panas, mual dan muntah. Untuk menebus obat, ibu pasien diarahkan ke apotik puskesmas. “Namun entah ngak ngerti atau bagaimana, ibunya pergi beli obat di apotik luar dan tidak mendapatkan obatnya. Lalu kembali diarahkan ke apotik puskesmas yang ada di belakang,” ujarnya.

Setelah dikonfirmasi riwaratnya ke ibu pasien lanjut Nurjanah, kondisi Mutiara Anisa semakin drop karena lama menunggu obat di apotik. Namun saat itu sudah di luar dari pemantauan petugas pemeriksaan karena sudah di apotik.

“Seandainya dilaporkan kembali kami tetap akan memberikan pertolongan, namun orang tuanya tidak melaporkan dan langsung pulang. Tapi sayangnya kami tidak tahu,” kata dia.

Pada prinsipnya kata Nurjanah, PKM Bolo sudah memberikan pelayanan sesuai prosedur dan protap yang ada. “Kemudian obat yang diberikan oleh puskesmas belum sempat diminum oleh pasien dan masih utuh,” tandasnya.

*Kahaba-10