Kabar Bima

Hujan, Petani Garam Merana

219
×

Hujan, Petani Garam Merana

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba,- Intensitas hujan yang meninggi beberapa hari terakhir, menyebabkan petani garam di sejumlah kecamatan di Kota Bima merugi. Program swasembada garam nasional yang direncanakan tahun depan, setidaknya terhambat akibat hujan yang terus mengguyur. Aktifitas ratusan petani garam yang sedianya mulai memproduksi garam rakyat pun, menjadi tertunda.

Ilustrasi
Ilustrasi

Kondisi itu, diakui Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kota Bima, Ir. Juwait, M.AP. Ditemui di ruangan kerjanya, Senin (18/11), Juwait mengatakan, intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, merintangi petani garam mempersiapkan lahan penggaraman rakyat. Tahun ini, petani garam yang tergabung dalam kelompok PUGAR, hanya bisa memproduksi garam selama satu setengah bulan. “Itupun hasil produksi tidak sesuai target,” ujarnya.

Hujan, Petani Garam Merana - Kabar Harian Bima

Padahal, kata Juwait, sebanyak 25 kelompok petani garam di kota Bima, tahun lalu meraup keuntungan karena cuacanya baik, kendati harga garam turun. Pada tahun ini, cuaca hujan lebih awal, sementara petani baru memulai budidaya garam. “Biasanya produksi mulai Juli hingga Oktober. Tapi tahun ini, bulan Agustus baru produksi, sementara hujan lebih awal dan jauh dari ramalan,” tuturnya.

Menurutnya, produksi garam tahun 2013, hanya satu setengah bulan. Mulai pertengahan Agustus hingga akhir November. Itupun, kata dia, hasil produksi tidak sesuai target. Sementara produksi garam menggunakan pola terpal saat musim hujan sebagaimana yang disosialisasikan oleh DKP tahun sebelumnya, tidak membuahkan hasil. Hal itu terbentur dengan keadaan cuaca dan harga bahan bakar yang mahal. “Pola terpal itu sudah kita coba, tapi hasilnya tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan petani,” kata Juwait.

Melihat kondisi cuaca, DKP Kota Bima hanya bisa memperhitungkan garam yang sudah ada. Hanya saja, akumulasi dari hasil produksi belum dihitung secara totalitas.” Untuk saat ini, masih dalam perhitungan. Tapi yang jelas, hasil produksi tidak mencapai target,” pungkas Juwait. *SYARIF