Kabar Bima

Juara Permata Kota Bima Tahun 2013, Ditetapkan

295
×

Juara Permata Kota Bima Tahun 2013, Ditetapkan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Juara lomba perlindungan mata air (Permata) Kota Bima Tahun 2013 telah ditetapkan Walikota. Melalui Keputusan Walikota Bima Nomor 419 Tahun 2013 Tentang Penetapan Juara Lomba Perlindungan Mata Air Permata Tingkat Kota Bima Tahun 2013, Kelompok Oi Woti sebagai pelindung mata air Mada Oi Pangguli menjadi juara pertama. Kelompok ini ini bertempat di Kelurahan Kendo Kecamatan Raba yang di ketuai oleh H. Jamaluddin.

Ilustrasi
Ilustrasi

Sementara Juara kedua diraih oleh Kelompok Oi Lombe yang melindungi mata air Mada Oi Panaroka di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota, dan diketuai oleh Abdul Manan. Kemudian juara ketiga diraih oleh Kelompok Oi Ni’u mata air Mada Oi Ni’u yang berlokasi di Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat yang diketuai oleh Dahlan Umar. “Kepada para pemenang pertama, kedua, dan ketiga diberikan hadiah uang tunai sebesar Rp. 1.500.000, Rp. 1.250.000,-; dan Rp. 1.000.000,” sebut Kabag Humas dan Protokoler Setda Kota Bima, Drs. Is Famin, Selasa (31/12).

Juara Permata Kota Bima Tahun 2013, Ditetapkan - Kabar Harian Bima

Kata dia, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bima, Ir. Abdurrahman Iba menjelaskan, penilaian lomba Permata telah dilaksanakan selama tanggal 22 – 24 Oktober 2013 lalu. Lomba perlindungan mata air atau Permata merupakan lomba tingkat Provinsi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Provinsi NTB. “Program Permata ini menjadi salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi NTB yang dihajatkan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian mata air – mata air yang ada di wilayah Provinsi NTB,” jelasnya.

Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam penting bagi kehidupan. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan terhadap sumber daya air. Di lain pihak, ketersediaan sumber daya air semakin terbatas, bahkan di beberapa tempat dikatagorikan berada dalam kondisi kritis. “Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti pencemaran, penggundulan hutan, kegiatan pertanian yang mengabaikan kelestarian lingkungan, dan perubahan fungsi daerah tangkapan air,” tuturnya.

Mata air sebagai salah satu sumber daya air non-perpipaan yang terlindungi, keberadaannya tidak selalu berada di kawasan lindung atau kawasan hutan. Hal ini karena telah ditemukan sejumlah mata air di lahan penduduk, sempadan sungai, bantaran sungai, danau, bahkan di pantai. Menurunnya jumlah mata air maupun debit volume air di berbagai mata air merupakan indikator adanya ancaman terhadap kelestarian keberadaan mata air tersebut, juga adanya gangguan terhadap siklus hidrologi dan tatanan ekosistem setempat. Hal ini diakibatkan antara lain oleh adanya kebijakan pengelolaan ekosistem perairan darat yang kurang tepat selama ini.

Ir. Abdurrahman Iba juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat, khususnya kepada kelompok perlindungan mata air, yang telah memelihara dan menjaga kelestarian mata air yang berada di Kota Bima. Ia pun menyampaikan pesan Walikota Bima yang mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama memelihara dan menjaga keberadaan serta kelestarian mata air sebagai warisan bagi generasi yang akan datang mengingat indikasi menurunya kualitas dan kuantitas mata air di wilayah Kota Bima akibat perubahan iklim global.

*BIN