Kabar Bima

Bus Masuk Kota, Supir Angkot Meradang

242
×

Bus Masuk Kota, Supir Angkot Meradang

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Tidak terima ulah para sopir Bus yang mencari penumpang di dalam Kota, puluhan supir angkot Rabu (21/5) menggelar aksi di lapangan Merdeka Bima.

Protes soal trayek, puluhan supir angkot menggelar aksi di Lapangan Merdeka Bima. Foto: Bin
Protes soal trayek, puluhan supir angkot menggelar aksi di Lapangan Merdeka Bima. Foto: Bin

Suda dua pekan, sopir angkot harus bersabar dengan kondisi yang dimaksud. Dan tak ingin meradang terlalu lama, mereka pun menggelar aksi sekitar pukul 09.00 WITA.

Bus Masuk Kota, Supir Angkot Meradang - Kabar Harian Bima

Perwakilan Supir Angkot, Abdul Muis menjelaskan, sudah sekitar 15 hari Bus jalur Sape dan Tente tidak hanya mencari makan di Terminal Kumbe dan Terminal Dara. Angkutan yang dibawa juga diantar didalam Kota. “Tidak hanya itu, saat ingin kembali ke Sape maupun Tente. Supir Bus juga mencari penumpang di wilayah Kota,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, wilayah yang seringkali menjadi tempat parkir Bus, terutama dari jalur Tente yakni di Pasar Kota Bima. Tidak saja satu Bus, jumlahnya bisa mencapai tiga sampai empat Bus. “Kondisi ini sangat merugikan kami,” tuturnya.

Masalah lain, lanjutnya, kesepakatan pihaknya dengan Dishubkominfo Kota Bima dan Lantas Polres Bima Kota mengenai angkutan yang dibawa dari tempat mereka tinggal. Pasalnya, pemilik angkot, lebih banyak berdomisili di Kabupaten Bima.

Kesepakatan awalnya, angkot dari Kabupaten Bima diperbolehkan membawa angkutan hingga pukul 06.15 WITA. Namun, saat tiba di jalur Panda sebelum pukul 06.00 WITA, angkutan paksa diturunkan oleh petugas Lantas Polres Bima Kabupaten Bima. “Awalnya kami menolak, karena memang belum waktunya angkutan kami diturunkan. Tapi kami juga tidak bisa berbuat banyak,” keluhnya.

Masalah tersebut juga membuat mereka rugi. Jika dulu Supir Angkot bisa mendapat untung hingga Rp 300 ribu per hari. Namun sejak dua persoalan itu muncul, untung sehari saja tidak mencapai Rp 100 ribu.

Untuk itu, pihaknya berharap Pemerintah melalui Dinas terkait memperhatikan persoalan mereka. Terutama mengenai penggunaan trayek yang diserobot oleh Bus.

*BIN