Kabar Bima

Erupsi Sangeang, Tercatat Ribuan Hewan Ternak Mati

259
×

Erupsi Sangeang, Tercatat Ribuan Hewan Ternak Mati

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Berdasarkan laporan Staf UPTD Dinas Peternakan Kecamatan Wera, Hujrah menyebutkan, dari hasil laporan warga pemilik ternak di sejumlah Desa, tercatat sebanyak 2722 hewan ternak yang ada di Sangeang Pulo, mati.

Ilustrasi
Ilustrasi

Ia merincikan, jumlah itu masing-masing 2223 Sapi, 499 ternak kerbau. “Kami memperkirakan, jumlah hewan ternak yang musnah akibat dampak erupsi Gunung Sangeang Api masih akan bertambah,” ujarnya, Jumat (6/6).

Erupsi Sangeang, Tercatat Ribuan Hewan Ternak Mati - Kabar Harian Bima

Karena, lanjutnya, belum seluruh peternak melaporkan ternaknya yang mati. “Akibat kehilangan hewan ternak, warga mengalami kerugian yang cukup besar,” katanya.

Menurut dia, jika satu sapi atau kerbau saja dihargai Rp 6 juta sampai Rp 7 juta, maka total kerugian warga akibat erupsi Gunung Sangeang Api bisa mencapai sekitar Rp 19 Miliar lebih. Belum lagi ditambah jumlah hewan ternak tewas yang belum dilaporkan.

Dikatakannya, data hewan ternak milik warga yang mati tersebut sudah diteruskan ke Dinas Peternakan Kabupaten Bima. Selanjutnya, oleh Dinas Peternakan dilaporkan ke Pemerintah pusat.

Menurut Hujrah, hewan ternak di Sangeang Pulo jumlahnya mencapai puluhan ribu. Ternak-ternak tersebar disekeliling pulau gunung yang dimaksud. “Rata-rata, pemilik hewan ternak yang berada di tempat tersebut berasal dari Desa Sangeang Daratan, Desa Hidi Rasa dan Desa Rangga solo,” sebutnya.

Warga beternak di sana karena Sangeang Pulo daerah yang subur. Selain untuk ternak, daerah itu juga digunakan warga untuk bertani dan berladang.

Salah seorang peternak H. Maska (32) mengaku jumlah ternaknya yang ada di Gunung Sangeang Api cukup banyak. “Kami belum tahu berapa ekor yang mati, karena belum diperiksa semua,” katanya.

Dua hari pasca letusan, dia bersama puluhan warga lain sempat menuju Sangeang Pulo, tapi hanya sampai dipinggir pantai. Dari cek awal tersebut, sudah terlihat beberapa yang mati. Tapi belum diketahui berapa jumlah pasti. ”Kami berencana akan memeriksa kembali ke Sangeang Pulo ketika kondisi sudah memungkinkan,” tuturnya.

Lanjut H. Maska, sejak dibeli sekitar tahun 2004 lalu, jumlah ternak yang dibelinya sebanyak 180 ekor. Kemudian tahun 2007, sebanyak 100 ekor. “Bertahun-tahun ternak kami diperkirakan jumlahnya bisa mencapai ribuan ekor. Jika dihitung dengan ahrga, bisa mencapai miliaran,” sebutnya.

Demikian pula diungkapkan Arifin Rahman. Jumlah hewan ternaknya mencapai 300 ekor, terdiri dari sapi dewasa dan anak susu. Hewan ternak tersebut berada di So Edi Dama. Namun ia sendiri belum tahu pasti berapa jumlah yang mati.

Karena banyak yang mati, ia dan peternak lain berharap pemerintah memberi perhatian dengan memberi ganti rugi. “Kita berharap besar Pemerintah memberi ganti rugi,” pintanya.

*DEDY