Kabar Bima

Wawali Kota Buka FGD Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan Strategis

223
×

Wawali Kota Buka FGD Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan Strategis

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Untuk mengakselerasi percepatan pembangunan di Kota Bima, Pemerintah Kota Bima bekerjasama dengan salah satu universitas terbaik di Asia Tenggara, Universitas Kristen Petra Surabaya.

FGD Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan Strategis. Foto: Hum
FGD Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan Strategis. Foto: Hum

Kerjasama  yang ditandai dengan penandatangan MoU antara keduanya pada Oktober 2013 lalu, telah mencapai hasil yakni grand design awal pembangunan kawasan Ni’u dan Amahami.

Wawali Kota Buka FGD Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan Strategis - Kabar Harian Bima

Dalam acara Focus Group Disccussion (FGD) I, Selasa (16/9) di Aula SMKN 3 Kota Bima, Wakil Walikota (Wawali) Bima H. A Rahman H. Abidin SE membuka secara resmi kegiatan Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan strategis Kota Bima.

Kepala Bappeda Kota Bima Ir. Hj. St. Jainab selaku Ketua Panitia Kegiatan melaporkan, kegiatan FGD bertujuan memperoleh masukan dan informasi untuk melengkapi desain yang telah disusun oleh Petra Surabaya. Selain itu, membuat desain pengembangan kawasan di Kota Bima sesuai dengan ciri khas daerah dan budaya yang ada.

“Kegiatan FGD ini akan dilaksanakan sebanyak tiga kali, dan ini merupakan FGD pertama, dengan diikuti sebanyak 50 orang peserta,” jelasnya melalui Plt. Kabag Humas dan Protokol, Ihya Ghazali, S.Sos. Perwakilan Universitas Petra Ir. Benny Poerbantanoe MSP menjelaskan bahwa kawasan Pantai Niu – Lawata – Amahami dan Kolo Kota Bima merupakan salah satu kawasan strategis Kota Bima dari sudut kepentingan ekonomi.

Kawasan pantai tersebut berfungsi sebagai kawasan pariwisata serta kawasan perdagangan dan jasa, sekaligus gerbang utama Kota Bima. Kota Bima juga disebutnya sebagai Kota tepian air (waterfront city) dan Amahami sebagai pusat titik pengembangannya.

“Sebagai kawasan strategis ekonomi, maka kawasan pantai tersebut perlu diberikan ciri khusus, baik secara fisik maupun ekonomi, sosial dan budaya, sehingga kawasan ini menjadi landmark Kota Bima”, jelasnya.

Kawasan Amahami juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat taman hiburan pantai, pusat rekreasi keluarga, ruang terbuka, fasilitas umum, perhotelan, dan lain sebagainya melalui konsep reklamasi dan penataan kawasan pesisir pantai yang tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem pantai.

Kawasan Pantai Kolo lebih khusus lagi merupakan panorama wisata pantai yang sangat potensial untuk dikembangkan, sehingga koridor pantai mulai dari Pantai Niu, Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Ule, sampai Pantai Kolo, benar-benar dapat diwujudkan menjadi kawasan strategis yang mampu mencirikan eksistensi Kota Bima secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya.

Untuk mengoptimalkan fungsi kawasan Amahami secara optimal sebagai salah satu kawasan wisata yang terintegrasi dengan rencana pengembangan kawasan lain di sekitarnya.  “Dan pelaksanaan FGD ini adalah wahana untuk belajar dan saling mengisi dari kemajuan Kota Bima,” paparnya.

Sementara itu, Wawali Bima H. A. Rahman H. Abidin, SE dalam arahannya menyatakan berkaitan dengan kebutuhan penyiapan grand design inilah maka Pemerintah Kota Bima meminta dukungan dan partisipasi dari seluruh peserta FGD yang hadir agar grand design awal yang telah ada bisa disempurnakan.

Tidak hanya itu, juga dapat memberikan kritik, masukan dan saran yang membangun. Sehingga nanti didapatkan desain akhir yang sempurna dan memberikan ciri khas sesuai dengan budaya dan sejarah masyarakat Kota Bima.

“Kita sadari bahwa daerah kita masih banyak keterbatasan, namun dengan kemauan yang kuat dan kerja keras bahkan kami ingin dengan keterbatasan yang ada ini berubah menjadi kelebihan, dan kita ketahui bersama Universitas Petra adalah yang terbaik dalam meniti kawasan. Oleh karena itu, kerjasama ini kita laksanakan, semoga Amahami ke depannya menjadi Icon dan kebanggaan seluruh masyarakat Kota Bima,” tandas Wawali.

Lanjutnya, teluk dan baris pantai panjang yang indah, menjadi satu identitas yang dimiliki Kota Bima dan tidak dimiliki kota lainnya. Tim Universitas Petra optimis bahwa potensi yang dimiliki ini bisa mensejahterakan Kota Bima.

*Bin/Hum