Kabar Bima

Hutan Rawan Kebakaran, Dishutbun Siaga

218
×

Hutan Rawan Kebakaran, Dishutbun Siaga

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dua pekan terakhir, tercatat 11 kali kebakaran hutan di Kota Bima. Kebakaran di lokasi yang berbeda itu berpotensi kembali terjadi, jika masyarakat tidak hati-hati membuang putung rokok dan terus mencuri kayu.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bima, Ir. Abdurrahman Iba. Foto: Bin
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Bima, Ir. Abdurrahman Iba. Foto: Bin

Mengantisipasi itu, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kota Bima telah menempatkan sejumlah personilnya di sejumlah titik hutan yang rawan dan berpotensi terjadinya kebakaran.

Hutan Rawan Kebakaran, Dishutbun Siaga - Kabar Harian Bima

Kepala Dishutbun Kota Bima, Ir. Abdurrahman Iba menyebutkan, 11 kasus kebakaran itu diantaranya terjadi di Gunung Dodu, Dana Taraha, Kolo, Oi Fo’o dan terakhir yang paling luas di Hutan Ncai Kapenta, wilayah perbatasan Kota Bima dan Ambalawi. Namun, semua kejadian itu sudah diatasi dengan cepat usai mendapatkan informasi.

“Kebakaran paling besar terjadi di Ncai Kapenta beberapa hari lalu. Sekitar dua hektar lahan kering terbakar. Kami pun terpaksa mengerahkan semua anggota untuk memadamkannya,” ungkap Abdurahman, Kamis (2/10).

Diakuinya, rata-rata penyebab kebakaran diduga karena disebabkan api rokok masyarakat yang dibuang sembarangan di lahan hutan kering. Kondisi rumput dan tanaman yang mengering menyebabkan api cepat merambat. Apalagi, musim kemarau seperti ini disertai dengan angin sehingga dapat memicu kebakaran lebih besar.

Untuk mengantisipasi kebakaran tidak terjadi lagi, pihaknya saat ini telah menempatkan petugas di sejumlah titik untuk menjaga kemungkinan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Petugas juga diminta melakukan pendekatan kepada masyarakat yang menggarap ladang agar berhati-hati menyalakan api dan tidak sembarangan membuang puntung rokok.

“Musim kemarau sangat rentan terjadi kebakaran, api kecil saja dapat memicu kebakaran besar. Karena itu kami minta kerjasama masyarakat untuk sama-sama menjaga hutan. Jangan sampai ekosistem dan jasad-jasad renik penyumbur tanah ikut rusak,” pungkasnya.

*Erde