Kabar Bima

Warga Mbawa Serahkan 45 Pucuk Senjata Kelereng

292
×

Warga Mbawa Serahkan 45 Pucuk Senjata Kelereng

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Perlahan – lahan, kesadaran masyarakat menyerahkan senjata berbagai jenis mulai terbangun. Jika sebelumnya warga Desa Wadu Wani Kecamatan Woha (Baca. Warga Wadu Wani Serahkan Puluhan Senpi Rakitan), kali ini warga Desa Mbawa Kecamatan Donggo juga menyerahkan 45 pucuk Senjata Kelereng ke Dandim 1608 Bima, Jum’at (13/3).

Dandim 1608 Bima Letkol Inf. Tommy Ferry saat menerima penyerahan senjata kelereng. Foto: Teta
Dandim 1608 Bima Letkol Inf. Tommy Ferry saat menerima penyerahan senjata kelereng. Foto: Teta

“Warga menyerahkannya secara sukarela. Mereka sudah sadar, tidak semestinya masyarakat memegang senjata, karena akan memicu konflik,” ujar Dandim 1608 Bima Letkol Inf. Tommy Ferry.

Warga Mbawa Serahkan 45 Pucuk Senjata Kelereng - Kabar Harian Bima

Kata dia, 45 pucuk senjata itu diserahkan warga ke Kepala Desa (Kades) setempat. Oleh Kades menyerahkannya ke Babinsa dan diserahkan ke ke Koramil.

“Koramil bersama Kepala Desa Mbawa datang dan menyerahkannya ke Kodim 1608 Bima,” jelas Tommy di aula Kantornya.

Senjata kelereng itu, sambungnya, diserahkan setelah seringkali dihimbau oleh Kades dan Babinsa setempat. Sebelumnya, senjata tersebut digunakan untuk memburu atau mengusir hewan yang menjadi hama ladang dan kebun warga.

Agar tidak disalah gunakan oleh warga yang memilikinya, Kades dan Babinsa menghimbau kepada warga agar segera menyerahkannya ke pihak yang berwajib.

Rencananya puluhan senjata kelereng dan beberapa pucuk Senpi Rakitan akan dimusnahkan pekan depan.

“Semua pihak yang berkepentingan akan diundang untuk menyaksikan pemusnahan massal di Kodim 1608 Bima nanti,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Kades Mbawa Kecamatan Donggo Abdul Gani mengatakan, wilayah Mbawa selama ini tidak pernah bentrok dan menggunakan senjata kelereng.

“Senjata-senjata kelereng ini, memang dirakit sendiri oleh warga untuk kepentingan berburu serta menjaga ladang mereka dari hama Babi hutan,” jelasnya.

Selain mudah dirakit, bahan pembuatannya pun relatif murah untuk dibeli dimana saja. Namun, setelah mendapatkan himbauan, warga pun mulai sadar dan menyerahkan puluhan senjata itu secara sukarela.

“Saya berharap, langkah yang dilakukan ini dapat ditiru oleh warga lainnya di Kota dan Kabupaten Bima. Semoga daerah kita ini, tidak lagi ada konflik antar warga,” harapnya.

*Teta