Kabar Bima

Tragedi Mina, Tidak Ada Korban Asal Bima

216
×

Tragedi Mina, Tidak Ada Korban Asal Bima

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bima memastikan tidak ada korban jiwa asal Bima dalam tragedi pelontaran jumrah di Mina. Begitupun korban luka-luka dipastikan tidak ada saat musibah prosesi ibadah haji yang memakan korban ratusan jiwa itu.

Kasi Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Bima, H. Zakariah. Foto: Ady
Kasi Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Bima, H. Zakariah. Foto: Ady

“Alhamdulillah, semua jama’ah haji asal Kabupaten Bima dan NTB terhindar dari musibah. Sebab jama’ah haji kita menaati jadwal yang sudah ditetapkan,” terang Kasi Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Bima, H. Zakariah, Rabu siang kepada Kahab.net.

Tragedi Mina, Tidak Ada Korban Asal Bima - Kabar Harian Bima

Seperti tahapan melontar Jumrah jelasnya, untuk Asia Tenggara dan Indonesia dijadwalkan pada sore dan malam hari. Jadwal itu, betul-betul diikuti dan semua jam’ah selalu dalam rombongan mengikuti petunjuk dari petugas pembimbing haji. Begitupun dalam tragedi jatuhnya crane dan kebakaran, tak satupun korban jiwa asal NTB.

Diakuinya, hanya satu jama’ah haji dari Kabupaten Bima yang meninggal. Yakni asal Desa Pai Kecamatan Wera bernama Suharni Zakaria. Berusia 45 tahun dan meninggal karena menderita penyakit dalam. Jama’ah dari kloter 10 ini meninggal di rumah sakit Arab Saudi dan langsung dimakamkan di Negeri Para Nabi tersebut.

“Setelah jam’ah haji pulang dan ada keterangan kematian dari Arab Saudi, kita akan mengurus asuransi dan pengembalian BPIH-nya,” kata Zakariah di ruang kerjanya.

Pihak keluarga korban lanjutnya, sudah lebih awal mengetahui karena mendapatkan telepon langsung dari Ketua Regu Jama’ah Haji Bima. Suharni meninggal pada Jum’at (25/9), setelah prosesi Mina pada Kamis (24/9). “Kalau kendala lain tidak ada. Sesuai informasi yang kita terima dari petugas kloter semuanya lancar,” akunya.

Kelancaran proses haji terangnya, karena persiapan matang melalui manasik haji sebelum berangkat. Latihan itu dilakukan berulang-ulang hingga jama’ah betul-betul paham. Untuk masalah jam’ah meninggal, menurutnya tidak bisa diprediksi karena merupakan kehendak Allah.

“Malah untuk jama’ah haji yang berusia lanjut sebanyak 12 orang di kloter 10 bisa menuntaskan prosesi haji tanpa ada kendala,” ujarnya.

*Ady