Kabar Bima

Sebanyak 5.600 Laki-Laki Kota Bima Pelanggan PSK

319
×

Sebanyak 5.600 Laki-Laki Kota Bima Pelanggan PSK

Sebarkan artikel ini

Kota Bima,Kahaba.- Berapakah jumlah pasti lelaki hidung belang yang ada di Kota Bima? mungkin sebagian dari kita akan sontak terkejut, membantah, atau minimal garuk-garuk kepala, mendengar data bahwa sekurangnya 5.600 orang pria di kota ini dicap sebagai lelaki pemburu ‘kenikmatan surgawi ilegal’. Jumlah ini berdasarkan data yang dilansir oleh Komisi Pemberatasan Aids Nasional (KPAN), lebih dari itu sebanyak 490 orang wanita juga teridentifikasi bekerja sebagai Pekerja Seks Komersialnya (PSK).

Lelaki Hidung Belang (ilustrasi)
Lelaki Hidung Belang (ilustrasi)

Data KPAN tersebut disampaikan Bagian Humaspro Setda Kota Bima lewat Kabag-nya, Muhammad Hasyim, bahwa jumlah Penjaja Seks Komersial (PSK) di Kota Bima mencapai angka spektakuler sebanyak 2600 orang. Hasyim merinci dari angka itu yang aktif dan menjadikan PSK sebagai profesi sehari-hari sebanyak 120 orang, yang tidak aktif alias temporer sebanyak 273 orang, jumlah waria sebanyak 200 orang. Sementara laki-laki yang suka sejenis alias Homoseksual sebanyak 900 orang. Yang paling banyak adalah jumlah pelanggan PSK sebanyak 5.600 orang, terdiri dari laki-laki yang sudah beristri sebanyak 2.726 orang, sisanya yang masih berstatus bujang.

Sebanyak 5.600 Laki-Laki Kota Bima Pelanggan PSK - Kabar Harian Bima

Dilihat dari aktifitas para pelanggan, kebanyakan PSK didominasi oleh pendatang dari luar Kota Bima dan sekitarnya. Warga pendatang ini statusnya hanya transit untuk kemudian meneruskan perjalanan ke wilayah timur Indonesia melalui Pelabuhan Bima dan Bandara Sultan Salahuddin.

Bagaimana sikap dan tanggapan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima?. Hasyim kepada wartawan dengan tegas mengatakan keraguannya terhadap data yang disampaikan KPAN, alasannya bisa saja orang yang dilayani dan yang melayani adalah orang yang sama saban harinya. Survey yang dilakukan KPAN, mestinya harus dibuktikan seperti apa bentuk pengambilan sample dan metodenya secara ilmiah.

Seandainya data yang dirilis itu benar adanya dan dapat dibuktikan secara ilmiah, Pemerintah sangat prihatin dan menyesalkan kondisi sedemikian adanya itu. Untuk itu himbau Hasyim, kepada seluruh RT dan RW utama sekali yang ada dijantung kota dan sekitarnya, untuk dapat mengawasi dan mengontrol wilayah masing-masing, terutama penginapan.

Kembali Hasyim menegaskan bahwa Pemkot Bima sangat tidak percaya dan sulit mempercayai data yang dirilis lembaga KPAN tersebut. Bukan saja jumlah dari data PSK yang mencengangkan tapi citra Kota yang telah dibangun dengan agamais dan humanis, sekan ditempeleng keras dengan data statistik itu. [BS]