Kabar Bima

BPBD Tutup Pelatihan Kelurahan Tangguh Bencana

261
×

BPBD Tutup Pelatihan Kelurahan Tangguh Bencana

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Kepala BPBD Kota Bima, HM. Fakhrunrazi  menutup secara resmi pelatihan kelurahan tangguh bencana, yang  dilaksanakan sejak tanggal 3-6 Desember, Pelatihan yang diikuti sebanyak 60 kader Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) dari Kelurahan Paruga dan Sarae, telah berlangsung dengan sukses.

Peserta pelatihan Kelurahan Tangguh Bencana Kelurahan di Pantai Lawata. Foto: Eric
Peserta pelatihan Kelurahan Tangguh Bencana Kelurahan di Pantai Lawata. Foto: Eric

Penutupan pelatihan juga ditandai dengan simulasi penanggulangan bencana korban kapal tenggelam, oleh tim TSBK dua Kelurahan tersebut.

BPBD Tutup Pelatihan Kelurahan Tangguh Bencana - Kabar Harian Bima

“Saya berharap, selama pelatihan berlangsung hingga akhir, peserta mampu menyerap dengan baik setiap materi yang diberikan pelatih maupun instruktur,” ujarnya, Minggu (6/12).

Kata dia, dilatihnya dua Kelurahan tersebut, maka saat ini Kota Bima memiliki 15 Kelurahan tangguh di lima Kecamatan, dengan jumlah anggota sebanyak 450 kader. Dengan bertambahnya kader maupun relawan tangguh bencana, kader dapat menjadi garda terdepan dalam menanggulangi bencana di Kota Bima.

“Kalian adalah relawan terpilih dan terlatih. Untuk itu, atas nama Pemerintah Kota Bima maupun masyarakat menitip pesan, agar pelatihan yang telah kalian terima, mampu diserap dan di implementasikan dengan baik dan penuh tanggung jawab,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia pelaksana Kegiatan Iksan menjelaskan, pembentukan Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) merupakan tindaklanjut dari kerjasama Pemerintah dengan Oxfam Asia, melalui program kota tangguh bencana.

Kemudian, melalui digelarnya pelatihan tersebut guna mempersiapkan terwujudnya masyarakat siaga bencana. Juga sebagai leading sector dalam penanggulangan bencana yang memiliki tugas pokok dan fungsi, baik pada saat pra, saat dan pasca bencana. Lalu rangkaian pelatihan ditutup dengan simulasi, dimaksudkan agar para relawan telah siap secara fisik maupun psikologis dalam menghadapi bencana.

Ditambahkan Iksan, menangani bencana bukan hanya tugas Pemerintah. Namun, memerlukan juga dukungan berbagai pihak, termasuk masyarakat. Sebab, pola siaga bencana berbasis masyarakat, memiliki manfaat besar bagi masyarakat itu sendiri dalam penanggulangan dan penanganan bencana.

“Program pelatihan ini bertujuan, untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di kelurahan yang rawan bencana untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan akibat bencana. Sehingga masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain yang ada disekitarnya sembari menunggu datangnya bantuan medis.

“Dengan adanya dukungan masyarakat, pemerintah maupun relawan. Maka penanganan bencana akan lebih mudah dan terkontrol,” imbuhnya.

*Eric