Kabar Bima

Farid: Kita tidak Merubah Estetika Lapangan Pahlawan

210
×

Farid: Kita tidak Merubah Estetika Lapangan Pahlawan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, kahaba.- Menjawab sorotan masyarakat Kelurahan Rabadompu Barat dan Kelurahan sekitarnya mengenai pembangunan lapak permanen bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Lapangan Pahlawan yang dinilai justru dapat menghilangkan nilai historis dan merubah nilai estetika. Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kota Bima, Drs. M. Farid, Msi, membantahnya. Kata dia, lapak dibangun justru untuk memperindah lapangan yang keadaannya semrawut.

Farid: Kita tidak Merubah Estetika Lapangan Pahlawan - Kabar Harian Bima
Kepala Dinas Koperindag Kota Bima, Drs. M. Farid, MSi

Saat ditemui di ruangannya, Farid justru bertanya kembali, kenapa sekarang setelah pekerjaan hampir rampung 100 persen baru masyarakat mulai menyorot dan mempersoalkan. Dulu sebelumnya, justru tak ada seorang pun yang mempermasalahkannya. Lagi pula dibangunnya lapak untuk PKL itu semata-mata untuk memperindah keadaannya agar tidak terkesan kumuh dan berantakan karena kondisinya yang tidak tertata dengan baik. “Kami tidak merubah estetika Lapangan Pahlawan Raba. Justru keadaannya sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya,” tepisnya.

Farid: Kita tidak Merubah Estetika Lapangan Pahlawan - Kabar Harian Bima

Farid juga menegaskan, pembangunan lapak itu justru membantu masyarakat penjual setempat. Perencanaan awalnya tidak untuk merubah fungsi lapangan itu untuk kegiatan seperti olahraga, pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha, kemudian untuk acara pernikahan warga setempat atau kegiatan masyarakat lain. “Lapangan itu tetap bisa digunakan untuk kegiatn apapun. Kita hanya memfasilitasi warga yang ingin berjualan agar tidak kumuh seperti dulu,” tegasnya.

Jika seandainya masyarakat tetap memaksa ingin membongkar lapak itu karena menganggap pihaknya telah merubah fungsi lapangan, Farid, justru mempersilahkan untuk melakukan itu. Namun Farid mengajak masyarakat yang tidak setuju untuk berpikir tentang masyarakat penjual yang sangat membutuhkan tempat itu. “Jangan dikira masyarakat penjual tidak membutuhkan itu. Kenapa hal hal seperti ini diptotes, padahal pembangunan itu seutuhnya bagi kebahagiaan rakyat,” ucapnya dengan nada keheranan.

Lanjutnya, jika menganggap pihaknya tidak pernah melakukan sosialisasi awal, dia mengaku tahapan sosialisasi sudah diserahkan ke Camat dan Lurah setempat. “Tapi jika masyarakat ingin kami melakukan sosialisasi lagi, bisa. Kami akan melakukan sosialisasi,” katanya.

Menurut Mantan Kabag Ekonomi dan SDA Setda Kota Bima itu, lapak itu terbagi menjadi 50 unit. Nanti untuk menghindari tempat itu dijadikan tempat mesum, maka akan diterangi lampu di tiap sudut lapak. Tidak hanya itu, pihaknya berencana akan meminta kepada Walikota Bima untuk menempatkan Pol-PP dan Kesbanglinmas untuk berjaga di sekitar Lapak.

Ditanya anggaran, Farid mengaku sumber dana bukan APBD Kota Bima, melainkan dana hibah dari Kementrian Koperasi dan UKM dengan besar dana sebanyak 375 juta. (BS)