Kabar Bima

Warga Oi Katupa Masih Terlantar, Kasihan Anak-Anak dan Perempuan

269
×

Warga Oi Katupa Masih Terlantar, Kasihan Anak-Anak dan Perempuan

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Sudah belasan hari, puluhan warga Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora masih bertahan di Eks Kantor Bupati Bima. Hingga hari Rabu (31/8), warga terlihat menghabiskan waktu siang dan malam di bawah tenda kecil.

Perempuan dan anak anak desa Oi Katupa masih terlantar di Eks Kantor Bupati Bima. Foto: Bin
Perempuan dan anak anak desa Oi Katupa masih terlantar di Eks Kantor Bupati Bima. Foto: Bin

Mereka terlantar di tempat itu. Yang mengiris hati, nampak belasan anak anak dan perempuan diantara para pria dewasa dan paruh baya. Mereka masih gigih dan terus berjuang, untuk mendapatkan kembali lahan yang diduga telah dirampas.

Warga Oi Katupa Masih Terlantar, Kasihan Anak-Anak dan Perempuan - Kabar Harian Bima

Kurangnya asupan makanan yang bergizi, kemudian menghabiskan hari hari dengan alas terpal, berdampak pada kesehatan warga tersebut. Terutama untuk anak – anak dan perempuan, beberapa diantaranya sudah terlihat sakit – sakitan. Dari lokasi itu, juga terlihat ada perempun yang tengah hamil.

Massa aksi hingga kini masih menunggu hasil investigasi lapangan terkait sengketa agraria antara PT. Sanggar Agro dengan warga Desa Oi Katupa. Mereka bertahan, agar yang diperjuangkan bisa dibawa pulang, sesuai harapan.

Koordinator Aksi GNP Pasal 33 UUD 1945 Arif Kurniawan mengatakan, selama proses perkemahan darurat dilakukan massa aksi, sebagian warga, terutama anak – anak dan perempuan sudah mulai sakit – sakitan. Kondisi tersebut, menjadi resiko yang harus diterima.

“Ini resiko perjuangan, menuntut hak lahan agar dikembalikan. Jika tidak, nasib warga Oi Katupa kedepan tidak jelas, lahan warga kami akan hilang,” katanya.

Kepala Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora, Muhidin mengaku, selama belasan hari itu warga tidur dibawah tenda yang dibangun seadanya. Bahkan beberapa anak sempat jatuh sakit akibat kedinginan dan digigit nyamuk saat tidur malam hari.

Sebagai Kades sangat prihatin melihat kondisi anak dan perempuan tersebut. Karena hingga saat ini, baik SKPD terkait, Pemerintah Kabupaten Bima maupun lembaga atau LSM pemerhati anak dan perempuan tidak pernah mendatangi atau memperhatinkan nasib mereka.

Kendati demikian, pihaknya tidak berharap banyak pada pemerintah, karena yang paling penting tuntutan mereka direspon, agar bisa tenang akan kembali ke desan.

“Kami tetap bertahan termasuk anak-anak dan perempuan ini, hingga tuntutan yang diaspirasikan direspon oleh wakil rakayat,” ujarnya.

Kades menambahkan saat ini jumlah warga yang menempati kantor tersebut sebanyak 200 orang termasuk puluhan anak dan perempuan itu. Beberapa hari kedepan, lanjutnya, jumlah warga akan terus bertambah

“Besok dan lusa akan ada warga yang datang menggunakan bus untuk bergabung dengan massa ini. Menuntut aspirasi awal, yakni lahanyang diserobot oleh perusahaan bisa dikembalikan,” tuturnya.?

*Deno