Kabar Bima

Bangun Kemitraan, Ryan Nongkrong Bareng Wartawan

274
×

Bangun Kemitraan, Ryan Nongkrong Bareng Wartawan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Guna menjalin kemitraan yang semakin baik antar pekerja media, Plt. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin menyambangi para kuli tinta di Kantin Pemkot, Rabu (7/9). Suasana keakraban terbangun dengan baik.

Plt. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima Syahrial Nuryadin saat berdiskusi dengan wartawan. Foto: Bin
Plt. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima Syahrial Nuryadin saat berdiskusi dengan wartawan. Foto: Bin

Ryan, pemuda itu biasa disapa, tiba tiba hadir ditengah  wartawan yang sedang duduk ngopi di kantin tersebut. Dirinya mengaku ingin membangun kemitraan yang baik dengan jurnalis, menjalin komunikasi dan mendengar aspirasi serta keinginan media pada periode kepala bagiannya, agar sama sama memberikan sesuatu yang konstruktif untuk daerah.

Bangun Kemitraan, Ryan Nongkrong Bareng Wartawan - Kabar Harian Bima

Dari diskusi yang berlangsung kurang lebih dua jam itu, Ryan lebih banyak menjadi pendengar dan menerima saran serta masukan dari wartawan. Seperti, permintaan wartawan agar pemerintah melalui Bagian Humas dan Protokol bisa memberikan perhatian yang proporsional kepada media, perhatian yang tidak jauh berbeda antara media. Sebab, setiap media juga  memberikan kontribusi untuk pembangunan daerah.

“Semangat membangun daerah tidak hanya dimiliki oleh Kepala Daerah dan ASN. Media juga memiliki semangat yang sama, hanya saja media punya cara yang berbeda. Media memberikan porsi perhatian dan ambil bagian dengan membangun daerah melalui cara menulis. Menulis prestasi pemerintah, juga menulis dengan mengontrol dan mengkritik kebijakan pemerintah,” jelas Wartawan Media Online Kahaba.net, Faharudin.

Wartawan lain, Nas juga menyarankan agar Pemerintah tidak alergi saat dikritik oleh media. Saat media menjalankan tugas kontrol terhadap kebijakan, pemerintah diminta untuk melihat pemberitaan kontrol dan kritik itu sebagai bentuk rasa sayang.

“Jadi tolong, jangan melihat kritik dan kontrol kami pekerja media ini sebagai bentuk rasa benci dan tidak suka terhadap pemerintah. Tapi lihat sebagai bentuk perhatian kami. Karena tugas utama media itu, selain memberikan edukasi, juga menjalankan fungsi kontrol,” paparnya.

Foto bersama Plt. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima Syahrial Nuryadin dengan wartawanHal lain yang juga disampaikan wartawan yakni porsi perhatian untuk wartawan yang diajak oleh pemerintah untuk berangkat keluar daerah. Selama ini, pekerja media yang dibawa serta hanya itu itu saja. Padahal, Walikota Bima dulu telah menyampaikan secara bergilir wartawan akan diajak untuk mengikuti kegiatan Pemerintah diluar daerah.

“Mungkin ini hanya masalah sepele. Tapi kalau ini terus dibiarkan, tentu akan terus memperuncing kecemburuan sejumlah media yang lain. Karena media yang lain juga memberikan kontribusi,” kritik wartawan lain, Yudi.

Menjawab sejumlah aspirasi tersebut, Ryan mengaku akan menyampaikan ke Walikota Bima, agar dirinya mendapat petunjuk dan arahan untuk mencarikan solusinya.

“Jujur saya masih belajar. Tapi saya ingin proses ini bisa saya lalui dengan baik. Salah satu yang ingin saya lakukan yakni membangun kemitraan dengan media dan menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak. Karena, jika semua bisa dibicarakan dan dikomunikasikan dengan elegan, semua akan ada solusinya,” papar Ryan.

Alumni STPDN ini mengaku, soal berita kontrol dan kritik dari media, pemerintah tidak pernah alergi. Selama itu kritik yang konstruktif, pemerintah akan sangat berterimakasih. Hanya saja, dirinya meminta ketika ada berita sorotan dan kritik terhadap kebijakan, sebaiknya dikonfirmasi agar ada keberimbangan.

Ia juga berjanji akan lebih sering duduk bersama dengan teman teman media. Dia bahkan mengagendakan agar nongkrong bareng tersebut bisa dilakukan minimal sekali dalam sebulan.

“Saya senang dan menikmati bisa nongkrong dan berdiskusi panjang lebar dengan teman teman wartawan seperti ini, meskipun di tempat sederhana,” katanya.

Ia pun meminta waktu kepada jurnalis untuk bisa mempelajari suasana kerja yang baru diamanahkan tersebut. Terutama mempelajari dinamika dan keinginan para pekerja media, agar bisa sama sama enak menjalankan tugas dan porsi masing – masing.

*Bin/Noval