Kabar Bima

Tambang Marmer “Diguncang”

258
×

Tambang Marmer “Diguncang”

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Front Rakyat Menggugat (FRM) menggelar demonstrasi penolakan tambang marmer di depan kantor Pemerintah Kota Bima, Senin siang, 27 Agustus 2012. Dari pantauan kahaba.net puluhan anak muda itu, menggelar aksi penolakan tambang marmer itu begitu menggelora. Saat ini izin tambang dalam tahap eksploitasi dan dalam pengelolaan di bawah bendera PT. Pasifik Union Indonesia (PT. PUI).

Tambang Marmer “Diguncang” - Kabar Harian Bima
Demonstrasi anti tambang marmer

Koordinator aksi, Syaiful menegaskan bahwa, keberadaan tambang marmer lebih besar mudhoratnya ketimbang kesejahteraan yang dijanjikan. Faktanya, hingga saat ini masyarakat eks lingkar tambang hidup lebih sengsara di daerah relokasi dibandingkan mereka hidup di lokasi tambang waktu lalu.

Tambang Marmer “Diguncang” - Kabar Harian Bima

“Tambang marmer di Kadole malah menghilangkan lahan pertanian yang ada, janji pekerjaan massal untuk masyarakat hanya isapan jempol semata,” kesal Syaiful dalam orasinya.

Syaiful melanjutkan, hingga kini dan nanti, kami akan tetap menolak kehadiran tambang marmer yang dikelola PT. PUI itu. Kami akan bersama masyarakat di kawasan lingkar tambang untuk terus membangun perlawanan penolakan hingga izin tambang yang saat ini sudah ditahapan eksploitasi dapat ditinjau kembali oleh pemerintah.

Hal yang senada pun disampaikan orator lainnya, Irwan. Ia menegaskan bahwa kehadiran tambang marmer dalam proses sosialisasinya terkesan hanya menjalankan prosedur formalitas belaka. Tak ada kepastian dan keseriusan  yang berpihak pada masyarakat lingkar tambang ketika sosialisasi itu dilakukan pemerintah. Apalagi dugaan manipulasi administrasi dalam menerbitkan izin tambang itu pernah dilontarkan pihak legislatif kota Bima.

“Sosialisasi tambang semestinya harus intens dilakukan, dan kami menduga bahwa izin tambang marmer di Kadole, merupakan proses konspirasi antara pemerintah dan agen kapitalistik dalam kepentingan politik semata. Rakyat jenuh dibodohi dan terus ditindas pemerintahnya sendiri. Kekayaan alam Kadole kini dijual pemerintah hanya untuk kepentingan kapitalisme semata,” ujar Irwan. [BM]