Kabar Bima

Kepala SDN 11 Diduga Sunat Dana KIP

262
×

Kepala SDN 11 Diduga Sunat Dana KIP

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Orang tua siswa SDN 11 Kota Bima Alfian Indrawirawan memprotes kebijakan Kepala SDN 11 Kota Bima yang diduga menyunat dana Kartu Indonesia Pintar (KIP), yang bersumber dari Program Indonesia Pintar (PIP) Kemendikbud Pusat.

Kepala SDN 11 Diduga Sunat Dana KIP - Kabar Harian Bima
SDN 11 Kota Bima. Foto: Eric

“Dana KIP seharusnya diterima Rp 450 ribu, namun hanya diberikan Rp 350 ribu. Sejak kapan dana bantuan pemerintah ada pemotongan sebesar Rp 100 ribu. Mengambil kebijakan tanpa ada dasar hukum yang jelas,” sorot Alfian kepada kahaba.net, Senin (16/1).

Kepala SDN 11 Diduga Sunat Dana KIP - Kabar Harian Bima

Menurut pria yang juga anggota DPRD Kota Bima itu, pemotongan dana KIP itu tidak melalui komunikasi dan koordinasi, bahkan pihaknya tidak menerima undangan dari sekolah. Kapan hari pembagian dan waktu penyerahan bantuan, tidak pernah diberitahukan.

Kemudian yang lebih mengherankan, setelah adanya pemotongan dana tersebut. Dirinya menanyakan kemana uang hasil pemotongan itu, lalu untuk siapa.

“Aneh saja, tiba-tiba anak saya bercerita dapat dana bantuan dari sekolah. Kemudian sebagian disumbangkan, dan dipergunakan untuk apa uang yang telah terkumpul tersebut,” tanyanya.

Kepala SDN 11 Kota Bima, Sri Hariningsih yang dimintai tanggapan mengaku bahwa berkurangnya dana KIP tersebut bukan karena disunat, tapi kerelaan masing-masing orang tua siswa agar sebagian dana bantuan disisihkan kepada siswa yang tidak dapat bagian.

“Sabtu (14/1) lalu pihak sekolah telah mengundang sebagian wali murid, untuk mendengarkan penjelasan dan mekanisme dana PIP. Untuk kelas I senilai Rp 225 ribu, sedangkan kelas 2 hingga 6 menerima Rp 450 ribu,” sebutnya.

Setelah sosialisasi, pihak sekolah meminta kebijakan kepada seluruh wali murid yang hadir untuk menyumbangkan sedikit uang, kepada murid yang belum mendapatkan dana PIP. Kemudian wali murid menyetujui hal itu, dengan bentuk sumbangan yang bervariasi.

“Ada yang menyumbang Rp 10 ribu hingga Rp 100 ribu, dan ini berdasarkan kerelaan tanpa paksaan,” tandasnya.

Setelah mengumpulkan dana tersebut, akhirnya pihak sekolah membagikan kembali kepada 44 siswa yang belum mendapatkan dana bantuan itu. Meski jumlahnya bervariasi.

“Saya telah salurkan dana yang terkumpul kepada siswa ditemani wali murid, tentunya disertai bukti dan kuitansi,” tambahnya.

*Kahaba-04