Kabar Bima

4 Buku Sastra Karya Putra Daerah Bima Diluncurkan

244
×

4 Buku Sastra Karya Putra Daerah Bima Diluncurkan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dewan Kesenian Kota Bima menggelar acara peluncuran buku sastra karya putra daerah di Paruga Nae Selasa (2/4). Hadir pada kegiatan tersebut sejumlah tokoh budaya, penulis muda, Asisten II Setda Kota Bima H. Syamsuddin, MS dan anggota DPRD Kota Bima H. Anwar Arman.

4 Buku Sastra Karya Putra Daerah Bima Diluncurkan - Kabar Harian Bima
Ketua Dewan Kesenian Kota Bima Husain La Odet saat menyampaikan sambutan pada acara peluncuran 4 buku sastra. Foto: Bin

Buku sastra yang diluncurkan sebanyak 4 judul, masing-masing  Menolak Menjadi Manusia Palsu karya Dylla Lalat, Penenun Matahari tulisan S. Samada, Sais tulisan Asikin Rasila serta Kabar Dari Teluk yang merupakan kumpulan tulisan 8 orang penulis.

4 Buku Sastra Karya Putra Daerah Bima Diluncurkan - Kabar Harian Bima

Ketua Dewan Kesenian Kota Bima Husain La Odet menyampaikan, dunia literasi di Bima harus bangkit, harus maju. Peluncuran 4 buku sekaligus, yang merupakan karya anak-anak Bima dinilainya sangat luar biasa. Karena belum pernah sebelumnya 4 karya langsung tersuguhkan bersamaan.

“Buku – buku ini menggambarkan keresahan dan harapan untuk Bima,” ujarnya.

Diakui Odet, peluncuran 4 buku sastra tersebut spektakuler. Dirinya pun berharap, semoga ini terus menggairahkan munculnya karya-karya sastra lain di Bima.

Ia juga mengaku ingin ingin menjadi mitra pemerintah. Karena  pemerintah adalah lembaga mitra dalam memajukan pendidikan, sastra dan dunia literasi di Bima.

Di tempat yang sama, Asisten II H. Syamsuddin secara khusus memberikan apresiasi atas kepedulian Dewan Kesenian Kota Bima terhadap sastra. Karya sastra memiliki pesona tersendiri. Sastra erat kaitannya dengan pelestarian seni budaya dan bahasa.

“Dengan membaca sastra, kita dibiasakan untuk kembali akrab dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” katanya.

Ia mengajak masyarakat untuk kembali mencintai buku. Untuk mengurangi memandang layar televisi, namun kembali mengarahkan wajah pada lembaran-lembaran buku.

*Kahaba-01