Kabar Bima

Bocah Ini Dianiaya Dari Rumah Warga hingga Kantor Polisi

987
×

Bocah Ini Dianiaya Dari Rumah Warga hingga Kantor Polisi

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Kasihan, FD (14) bocah asal Kelurahan Sarae dianiaya beberapa oknum warga di kantor Polres Bima Kota, Minggu (14/5) malam. Pelajar SMP itu dituduh mencuri dan dipaksa mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya.

Bocah Ini Dianiaya Dari Rumah Warga hingga Kantor Polisi - Kabar Harian Bima
FD saat melapor deritanya di kantor Polisi. Foto: Ompu

Kasus penganiayaan terhadap FD telah dilaporkan secara resmi di Polres Bima Kota, Senin (15/5). Atas kasus pengeroyokan yang berakibat penganiayaan oknum sekelompok warga. Anehnya, FD yang diseret ke kantor polisi pun dianiaya dan dipaksa mengakui perbuatannya. Padahal korban tidak mengetahui sama sekali.

Bocah Ini Dianiaya Dari Rumah Warga hingga Kantor Polisi - Kabar Harian Bima

FD sebelum diperiksa menceritakan kronologisnya, dari kediamanya di Kelurahan Sarae keluar mengendarai motor. Kemudian mampir mengajak temannya  Jidan, ke BTN Sadia, sekitar pukul 20.00 Wita.

Sesampai di kediaman salah satu temannya bernama Alfin. Korban duduk nongkong, bersama Toni (satu kursi). Saat itu Toni pamit pulang. Setiba di posko yang tidak jauh dari tempat duduk mereka, Toni berhenti dan mengaku kehilangan dompet berisi uang Rp 100 ribu dan STNK.

Saat itu pula, Toni bertanya kepadanya dan beberapa orang didalam rumah seperti Faldi, Zidan, Angga, Opu, Yogi Indra, Jaya dan Alfin yang punya rumah. Dari korban dan temannya tidak mengetahui dompet tersebut

“Saya justeru diperiksa sambil ditelanjangi oleh orang lain yang datang saat itu,” ceritanya di Mapolres Bima Kota.

Kemudian, Dae panggilan orang dewasa itu datang untuk menanyakan kepadanya dan temannya. Tetapi tidak ada yang mengaku. Lalu FD dan rekannya diancam dibawa  ke kantor polisi sambil mengancam memukul.

Sontak FD dan temannya memberanikan diri mengikuti ancaman Dae (orang dewasa) untuk bersama sama ke kantor polisi. Tatapi, bukannya dibawa langsung ke kantor polisi, Dae itu justeru membawa korban  ke jembatan Sadia. Disitu sejumlah pertanyaan dan caci maki dilontarkan.

“Ancaman saat itu akan dibawa ke kantor polisi,” ungkapnya.

Tibalah di Mapolres Bima Kota. Namun, saat itu kata FD, polisi masih sibuk. Oleh oknum warga kemudian FD digiring ke belakamg kantor polisi. Disitu dirinya dipukul dan di tempeleng, bahkan diancam agar korban mengaku. Korban pun bertahan dengan jawaban tidak mengetahui dompet itu.

“Saya dipukul oleh oknum yang bernama Opu dan angga,” sebutnya.

Masih cerita korban, karena tidak tahan dianiaya, FD menyarankan kepada oknum warga agar berusaha mencari lagi di rumah tempat berkumpul awal. Lalu, bersama sama mencari termasuk korban. Namun, dompet itu tidak ditemukan. Kali ini, bocah itu mendapat perlakukan kasar lagi dari Dae dan rekannya.

“Saya dicekik. Lalu dibawa ke tempat jembatan tadi. Bahkan saya di banting,” katanya.

Setelah itu, beberapa orang membuat rekaman, agar FD mengakui mengambil dompet tersebut sekitar pukul 02.00 Wita, senin (15/5)

“Saya kemudian disuruh pulang, setelah dipukul oleh mereka. Ke kantor polisi juga tidak jadi,” katanya menangis disamping orang tuanya.

*Kahaba-09