Kabar Bima

Midun Akui Gelapkan Uang Mahasiswa, STISIP Koordinasi ke Dikti

341
×

Midun Akui Gelapkan Uang Mahasiswa, STISIP Koordinasi ke Dikti

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba,- Pegawai Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK ) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima, Midun tak membantah tuduhan telah menggelapkan uang pendaftaran sejumlah mahasiswa. (Baca. Oknum Pegawai BAAK STISIP Gelapkan Uang Mahasiswa)

Midun Akui Gelapkan Uang Mahasiswa, STISIP Koordinasi ke Dikti - Kabar Harian Bima
Oknum Pegawai BAAK STISIP Mbojo Bima, Midun. Foto, Facebook.

Saat dikonfirmasi Kahaba.net, Midun mengaku, semua kesalahan itu merupakan ulahnya secara pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan lembaga Kampus STISIP. Ia telah berkoordinasi dengan pihak kampus untuk mencarikan jalan keluarnya dan kampus sedang berupaya berkomunikasi dengan Dikti lewat Kopertis Wilayah IV untuk dilakukan penambahan nama-nama mahasiswa tersebut.

Midun Akui Gelapkan Uang Mahasiswa, STISIP Koordinasi ke Dikti - Kabar Harian Bima

“Sampai hari ini saya belum dipanggil lagi oleh pihak lembaga kampus terkait keputusan yang diajukan ke pihak dikti lewat Kopertis tersebut,” jelasnya melalui Pesan Facebook, Kamis (8/6).

Sementara itu, Ketua Lembaga STISIP Mbojo Bima, Gufran juga membenarkan adanya masalah tersebut. Ia mengaku, mahasiswa yang membayar pada oknum tersebut tidak terkafer namanya sebagai mahasiswa STISIP. Sebab sesuai aturan, mahasiswa yang dinyatakan lulus usai tes calon mahasiswa akan diakui setelah mendaftar ulang dengan membayar biaya SPP dan biaya lainya di beberapa bank yang sudah ditentukan oleh kampus.

Menurut dia, kasus ini murni kesalahan oknum pegawai tersebut, bukan kesalahan kampus serta tidak ada keterkaitanya dengan lembaga kampus. Namun begitu, pihaknya tidak tinggal diam dan menutup mata dengan adanya persoalan ini.

Terhadap tindakan menyimpang yang dilakukan oknum, Ia berjanji akan tetap menindak tegas. Hanya saja, setelah persoalan para mahasiswa yang menjadi korban diselesaikan lebih dulu.

Baginya bukan persoalan uang yang menjadi masalah, tapi bagaimana nasib dan kelangsungan semangat belajar para mahasiswa yang menjadi korban dalam masalah itu.

“Kami sangat menyayangkan atas ulah oknum, kasihan para mahasiswa yang begitu semangat pengen belajar dan menimba ilmu di kampus ini,” ujarnya.

Untuk memperjuangkan nasib para mahasiswa yang menjadi korban, pihaknya sudah mengajukan penambahan nama ke Dikti lewat Kopertis agar bisa terkafer. “Moga saja penambahan nama tersebut bisa dikabulkan,” harap Gufran.

*Kahaba-05