Kabar Bima

Siang Ini, BEM VS UKM Adu Bacok Di STKIP

315
×

Siang Ini, BEM VS UKM Adu Bacok Di STKIP

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dunia akademik kembali terciderai oleh sikap premanisme mahasiswa. Di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan (STKIP) Bima, Kamis, 4 Oktober 2012 siang ini, terlibat bentrok dan adu bacok dengan senjata tajam antara anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dengan organisasi ekstra kampus yang tergabung di Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) dan Lembaga Teater Gong 96.

Siang Ini, BEM VS UKM Adu Bacok Di STKIP - Kabar Harian Bima
Polisi di lokasi kejadian usai bentrok adu bacok antar mahasiswa di STKIP Bima, Kamis, 4 Oktober 2012. Foto: Cen

Sekitar pukul 12.15 Wita, bentrokan itu terjadi di sekretariat BEM yang berada di sebelah utara kampus, tepatnya di Kelurahan Mande, Kota Bima. Konflik diduga terpicu dari ketikpuasan lembaga ekstra kampus terhadap kinerja dan kebijakan yang dilakukan BEM STKIP Bima.

Siang Ini, BEM VS UKM Adu Bacok Di STKIP - Kabar Harian Bima

Pantauan Kahaba di lokasi kejadian, adu bacok kedua kelompok itu bermula dari kedatangan belasan anggota MAPALA dan  Gong 96 di sekretariat BEM. Tanpa basa basi, seorang anggota Mapala langsung membacok mahasiswa yang akrab dipanggil Iron (anggota BEM, red) yang sedang rapat bersama pengurus BEM lainnya.

Seketika itu pula bentrokan semakin memanas. Ketua BEM, Ma’ruf dan anggotanya berhamburan. Mereka langsung mengambil sejumlah senjata tajam seperti tombak, golok dan parang yang ada di sekretariat.

Setelah masing-masing memegang senjata tajam, pengejaran kemudian dilakukan oleh anggota BEM. Bentrokan dan adu bacok tak dihindari di jalan depan kampus itu. Anggota BEM memukul mundur kelompok Mapala dan Gong 96 hingga mereka masuk ke dalam kampus.

Tak bisa dihindari, hujan batu pun saling berbalas antar kedua kelompok. Teriknya mentari, semakin membakar tindakan anarkisme calon guru itu.

Keadaan di STKIP saat ini masih tegang. Tampak belasan polisi di lokasi kejadian dan hanya menonton pertikaian dua mahasiswa tanpa ada tindakan pencegahan. Wartawan Kahaba yang hendak mengambil dokumentasi kejadian diancam dengan parang oleh mahasiswa. [BS/BM]