Kabar Bima

Paslon Diimbau Tidak Libatkan Anak Saat Kampanye

225
×

Paslon Diimbau Tidak Libatkan Anak Saat Kampanye

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Memasuki musim politik, keterlibatan anak-anak saat kampanye kerap kali terlihat dan menjadi pemandangan lazim ketika masa kampanye pemilihan kepala daerah. Padahal, kondisi itu bisa berdampak negatif terhadap perilaku dan tumbuh kembang anak jika dibiarkan.

Paslon Diimbau Tidak Libatkan Anak Saat Kampanye - Kabar Harian Bima
Pekerja Sosial Anak Rahmad Hidayat. Foto: Istimewa

Untuk itu, Pekerja Sosial Anak Rahmad Hidayat mengimbau kepada semua Tim dan Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Bima agar tidak melibatkan anak-anak pada setiap kampanye yang digelar. Paslon juga diharapkan bisa menjelaskan kepada masyarakat pendukung untuk tidak mengajak serta anak-anak ketika kampanye.

Paslon Diimbau Tidak Libatkan Anak Saat Kampanye - Kabar Harian Bima

“Semua paslon harus berani mengerahkan massa tanpa ada anak-anak. Begitu juga dengan orangtua dan masyarakat, biarkan anak bermain, belajar, sekolah dan tumbuh dengan baik tanpa diintervensi urusan politik,” ingatnya, Rabu (7/3).

Keterlibatan anak dalam kampanye kata Dayat, mungkin terlihat sepela. Namun, jika dilihat ada banyak hak-hak anak yang terlanggar. Seperti sekolah, belajar, bermain, dan anak juga berada pada tempat yang tidak semestinya. Sebab di lokasi kampanye rawan terjadinya konflik. Anak akan menyaksikan langsung konflik yang terjadi sehingga dapat berpengaruh pada perilakunya.

“Anak ikut kampanye berarti diajarkan untuk memilih dan nanti bisa menyalahkan pilihan orang lain. Dinamika politik secara dini sudah ditanamkan kepada anak. Jelas berdampak buruk bagi perkembangan psikologi anak,” jelasnya.

Dampak negatif lainnya lanjut dia, anak kesulitan memaklumi orang lain dan cenderung memaksakan kehendak. Terpenting lagi, masa belajar dan bermain anak hilang karena diikutkan dalam kampanye.

Apalagi, euforia masyarakat ketika melaksanakan kampanye kerap mempertontonkan hal negatif yang tidak patut dilihat anak. Seperti aksi konyol, teriak di jalan, memutar musik keras-keras, mengecat tubuh, bersepeda motor ugal-ugalan dan banyak hal lainnya yang tanpa disadari berpengaruh terhadap anak.

Tak hanya itu sambungnya, keselamatan anak itu juga sangat penting diperhatikan. Masalahnya di Bima ketika kampanye banyak yang menggunakan mobil bak terbuka. Di atas mobil itu anak-anak harus berdesakan dengan orang dewasa tanpa jaminan keselamatan.

“Kami juga berharap kepada Panwaslu lebih memperhatikan keterlibatan anak dalam kampanye karena itu merupakan sebuah pelanggaran. Harus tegas terhadap tim dan paslon,” kata Dayat.

*Kahaba-03