Kabar Bima

Musim Kemarau Tiba, Awas Puting Beliung

258
×

Musim Kemarau Tiba, Awas Puting Beliung

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Tidak terasa musim penghujan mulai berakhir. BMKG merilis untuk wilayah Bima musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan April dasarian atau minggu pertama. Memasuki musim kemarau ini, masyarakat pun diingatkan agar waspada terhadap potensi angin puting beliung.

Musim Kemarau Tiba, Awas Puting Beliung - Kabar Harian Bima
Ilustrasi

Demikian disampaikan Prakirawan BMKG Bima Andini Ganiswari melalui siaran pers yang disampaikan ke redaksi Media Online Kahaba.net, kemarin.

Musim Kemarau Tiba, Awas Puting Beliung - Kabar Harian Bima

Dijelaskannya, musim peralihan atau musim pancaroba merupakan masa transisi antara dua musim, yaitu peralihan musim hujan ke musim kemarau maupun sebaliknya. Biasanya pada musim pancaroba ini kondisi cuaca menjadi tidak menentu, arah angin tidak beraturan dan dapat meningkatkan intensitas hujan yang bersifat sporadis (hujan tidak merata), angin kencang serta meningkatnya peluang terjadi puting beliung di wilayah Bima-Dompu.

Seringnya terjadi puting beliung pada saat musim peralihan ini kata dia, disebabkan adanya arus konveksi yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan awan hujan atau awan-awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (Cb). Puting beliung biasanya berbentuk pusaran yang disebabkan karena arus ke bawah atau downdraft yang kuat dari awan cumulonimbus.

“Arus downdraft inilah yang berpotensi terjadinya angin kencang dengan durasi yang singkat dan bersifat merusak atau biasa disebut Puting Beliung,” jelas Andini.

Adapun indikasi akan terjadinya puting beliung urainya, adalah biasanya pada hari sebelumnya udara terasa gerah atau panas, lalu tumbuh awan Cumulonimbus, pada awalnya angin tenang, lalu tiba-tiba terjadi hembusan udara dingin dan kencang. Kejadian puting beliung dapat berdampak rusaknya rumah-rumah, pohon tumbang, dan apapun yang dilewatinya.

Bukan hanya musim peralihan yang patut diwaspadai, BMKG juga mengingatkan bahwa musim kemarau juga dapat menyebabkan bencana merugikan. Pada saat musim kemarau biasanya terjadi angin timuran (Monsoon Timur), kelembaban udara rendah dan berkurangnya curah hujan.

Implikasi dari kondisi musim kemarau yang perlu diwaspadai pula adalah dapat meningkatkan hotspot atau titik panas yang dapat berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, serta turunnya tinggi air permukaan danau atau waduk yang berdampak berkurangnya debit air untuk PLTA.

“Untuk itu masyarakat diharapkan selalu waspada dan peka terhadap informasi cuaca yang didiseminasikan oleh BMKG,” ujarnya.

Untuk informasi cuaca terupdate wilayah Bima-Dompu dapat dilihat melalui fanpage facebook “BMKG BIMA”,  dan Instagram @bmkgbima. Pihaknya mengajak, sudah saatnya budaya melek cuaca bangkitkan, sebagai langkah kita dalam sikap adaptasi dan mitigasi bencana untuk kehidupan yang lebih nyaman.

*Kahaba-03