Kabar Bima

May Day, BEM STIE Bawa Keranda Matinya Kesejahteraan Buruh

239
×

May Day, BEM STIE Bawa Keranda Matinya Kesejahteraan Buruh

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Hari buruh memang tidak pernah sepi dari aksi massa, termasuk mahasiswa. Demonstrasi menunjukan kepedulian terhadap buruh tersebut menjadi gerakan massa yang rutin digelar tiap awal Mei.

May Day, BEM STIE Bawa Keranda Matinya Kesejahteraan Buruh - Kabar Harian Bima
Mahasiswa STIE Bima saat aksi May Day. Foto: Istimewa

Begitu juga dilakukan oleh kelompok mahasiswa di Bima, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE Bima. Puluhan agent of control itu bergerak bersama menggelar aksi damai di Kantor DPRD Kabupaten Bima dan Kantor Walikota Bima.

May Day, BEM STIE Bawa Keranda Matinya Kesejahteraan Buruh - Kabar Harian Bima

Dalam aksinya, mahasiswa STIE Bima membawa keranda yang dibalut kain putih yang bertuliskan Sejaterahkan Buruh. Pada kesempatan itu, juga massa aksi juga menyorot soal pendidikan karena dalam momen hari buruh juga diikuti oleh hari pendidikan nasional.

Korlap aksi yang juga Ketua BEM STIE Bima Solihin dalam orasinya menyampaikan, buruh adalah aset bangsa dan negara. Mereka patut dihargai, dan berhak mendapat perhatian dan pelayanan yang layak dari pemerintah.

“Buruh bagian penting yang menggerakan roda perekonomian bangsa. Maka, sepatutnya mereka mendapat perhatian yang layak oleh pemerintah,” ujarnya.

Menurut dia, hari buruh menjadi momen khusus ketika orang-orang di seluruh dunia merayakan semangat serta penghargaan mereka bagi kelas pekerja. Hari buruh juga dijadikan para pekerja berkumpul dan menunjukkan kekuatan mereka yang menunjukkan seberapa efektif mereka dalam berjuang untuk mewujudkan reformasi positif bagi kelas masyarakat bawah.

Pada kesempatan itu, Solihin juga menyampaikan, sesuai UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mengupas beberapa persoalan. Dengan melihat persoalan yang terjadi, bahwa pengangguran di Indonesia sudah semakin menumpuk, tidak berbanding lurus dengan jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan.

“Pemerintah harus mengambil sikap untuk memperhatikan soal ini. Bukan malah memberikan peluang kepada tenaga kerja asing untuk masuk ke Indonesia dan mengambil bagian yang juga bisa dikerjakan oleh orang pribumi,” tegasnya.

*Kahaba-01