Kabar Bima

Istri Terduga Teroris Tuding Polisi Culik Suaminya

282
×

Istri Terduga Teroris Tuding Polisi Culik Suaminya

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- drg. Dwi Endah S, istri drg. YA, terduga yang menyembunyikan buronan Datasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri,  yang diciduk 13 April lalu, menuding Polisi menculik suaminya. Pasalnya, buronan Densus yakni KL alias Kamal alias KD alias Ridho yang ditangkap bersama suaminya (drg. YA, red), sampai saat ini belum ada laporan resmi maupun surat atau pemberitahuan apapun dari pihak kepolisian kepada diri maupun keluarganya.

Endah yang mengetahui keadaan suaminya saat ini di Jakarta melalui beberapa media,  sangat menyayangkan tindakan kepolisian yang tidak mengabarkan kondisi suaminya saat ini minimal via selular.

Istri Terduga Teroris Tuding Polisi Culik Suaminya - Kabar Harian Bima
Istri Terduga Teroris Tuding Polisi Culik Suaminya - Kabar Harian Bimadrg. Dwi Endah S, istri terduga teroris. Sumber foto: gomong.com

“Bapak (panggilannya suaminya) itu bukan di tangkap, tapi di culik. Karena hingga saat ini belum ada polisi yang datang memberitahu bahwa Bapak sudah di tangkap. Polisi tidak memiliki itikad baik dan memperlakukan suami saya seperti teroris benaran, padahal bapak tidak mengetahui apa-apa,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (17/4).

Endah akan memperjuangkan kasus suaminya lewat Tim Pembela Muslim (TPM) di Jakarta. Mengenai keterlibatan suaminya terkait penyembunyian terhadap Ridho, nama buronan Densus yang sering di panggilnya itu, di bantah keras oleh Endah di hadapan para awak media.

“Ridho yang datang ke rumah kami, awalnya bukan sebagai teman Bapak. Ia hanya pasien dan mengaku berasal dari Jakarta. Karena tak ada uang untuk membayar perobatan dan mengajukan diri untuk bekerja di tempat praktek. Maka, dia pun kami pekerjakan sebagai penjaga di tempat praktek, karena memang, tak ada penjaga selama ini.  Ridho, selama berkomunikasi dengan kami, sangat santun dan baik.  Akhirnya pun kami mengijinkan untuk tinggal bersama kami, tapi tidak di dalam, namun di tempat praktek,” urainya.

Ridho sudah enam bulan bekerja bersama drg. YA, tapi sempat kembali ke Jakarta. Dan tiga hari sebelum ditangkap, Ia baru datang kembali ke Bima dan melanjutkan pekerjaannya di tempat praktek YA. Dalam pandangan YA dan keluarga tidak ada indikasi yang mencurigakan terhadap kelakuan Ridho selama ini.

“Seandainya Kami tahu dia (Ridho atau Kamal) sebagai teroris dan buronan Densus 88, tentu Kami akan menolaknya untuk tinggal bersama Kami, apalagi pasien Bapak dari kalangan Polri dan TNI pun banyak,” pungkas Endah melanjutkan ceritanya.

Saat ini, Endah telah di temani oleh mertuannya setelah mendengar penangkapan terhadap suaminya. Mertua Endah sangat shock dan tidak percaya, mendengar berita anaknya di tangkap dan diduga terlibat jaringan teroris.

“Mertua Saya sudah ada di Bima untuk memberikan kekuatan kepada kami di sini. Saya sekali lagi sangat menyayangkan tindakan kepolisian yang menculik Bapak, apalagi Bapak itu orangnya baik dan  tidak bisa melihat orang yang susah,” keluh Ibu bercadar dari lima anak ini. [BS]