Kabar Bima

Program ICHYEP, Asyih Wakili Provinsi NTB

263
×

Program ICHYEP, Asyih Wakili Provinsi NTB

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Sebelumnya tak menyangka, Indonesia-China Youth Exchange Program (ICHYEP) atau program pengiriman delegasi pemuda tahun ini, namanya terpilih mewakili Provinsi NTB untuk berangkat ke Negeri China. Memperolehnya pun tak mudah, namun dengan rasa percaya diri dan modal prestasi di beberapa bidang, ia pun menjadi duta NTB bersama dengan 99 orang lain yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengikuti Kegiatan yang dilaksanakan mulai 28 Agustus hingga 9 November 2013 lalu.

Program ICHYEP, Asyih Wakili Provinsi NTB.
Program ICHYEP, Asyih Wakili Provinsi NTB.

Adalah Asyih Fitriyani, perempuan asli Kelurahan Lewirato Kota Bima yang lahir pada tanggal 11 Mei 1989 lalu menjadi orang pertama di Kota Bima yang mendapat kesempatan mewakili Provinsi NTB pada kegiatan Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN). Kegiatan yang merupakan agenda tahunan Kemenpora RI itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemuda Indonesia dalam berbagai aspek. Perwakilan pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia dikirim ke Negara-negara yang telah menjalin kerjasama di bidang kepemudaan dengan Indonesia seperti Australia, Malaysia, Kanada, Korea, India, Jepang, dan China.

Program ICHYEP, Asyih Wakili Provinsi NTB - Kabar Harian Bima

Asyih mengaku, perwakilan setiap Provinsi didapatkan melalui seleksi yang diselenggarakan oleh PCMI (Purna Caraka Muda Indonesia). Seleksi tersebut mencakup wawasan internasional, nasional dan daerah, kemampuan berbahasa asing terutama Bahasa Inggris, sikap dan perilaku, prestasi serta kemampuan dalam bidang kesenian. “Berbekal beberapa prestasi yang saya raih dalam bidang olahraga beladiri Tae Kwon Do yang saya geluti sejak tahun 2006, kemampuan seni, bahasa Inggris serta rasa percaya diri, saya mengikuti seleksi PPAN yang bertempat di Aula Dispora Provinsi NTB,” ujarnya.

Saat test tersebut, ia mengaku, selalu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Seperti menyanyikan lagu daereah Bima, dambe-dambe, kemudian menari sampela lempo, bermain gitar, musikalisasi puisi dan menunjukkan kemampuan akting yang didapat ketika aktif menjadi anggota teater selama kuliah di Jogja.

“Saat pengumuman hasil seleksi, alhamdulillah saya terpilih sebagai wakil NTB untuk program pertukaran Indonesia-China atau yang lebih dikenal dengan IChYEP. Saat itu, tidak ada yang bisa menggambarkan rasa bahagia saya, karena mungkin saya perwakilan Kota Bima pertama yang bisa mewakili NTB dalam program yang telah berlangsung selama belasan tahun ini,” kata alumni Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Literary Studies of English Language and Literature Study Program itu.

Usai terpilih, lanjutnya, dirinya mengikuti program upgrading atau pembekalan selama hampir tiga bulan yang diadakan oleh PCMI NTB. Pembekalan meliputi berbagai kegiatan yang mengajak peserta meningkatkan kemampuan dan wawasan terutama menyangkut sejarah, kondisi, kebudayaan (adat istiadat dan kesenian) dan segala hal tentang NTB.
Putri Alm. Muhammad Arif, S.Sos dan Sunarti, S.Sos. MM yang menjadi Kabid Diklat BKD Kota Bima itu menjelaskan,Selama 10 (30 September – 9 Oktober 2013 ) hari berada di China, 100 delegasi Indonesia tersebut akan mengikuti berbagai agenda yang telah dirancang oleh All China Youth Federation sebagai organisasi kepemudaan China yang menjadi host selama kegiatan berlangsung. Berbagai agenda ini telah disusun sedemikian rupa agar mencangkup tujuan program ini yaitu pertukaran wawasan di bidang sosial, pendidikan, dan kebudayaan.

Ditanya tentang tujuan program tersebut, gadis yang sering menjuarai event Tae Kwon Do itu menyebutkan, tujuan diantaranya yakni, memperkuat persahabatan dan pemahaman antara pemuda kedua negara. Memperluas kesempatan bagi pemuda untuk memperdalam pemahaman tentang kebudayaan, adat istiadat dan sosial ekonomi kedua Negara, Menumbuhkan toleransi dan kreatifitas, memperluas cara berpikir dan pengetahuan baru dalam berbagai aktifitas kepemudaan dan memperluas dan memperkuat kerjasama antar kedua negara dalam berbagai aspek.

Asyih mengaku, selama di China, dirinya dan 99 orang pemuda Indonesia kerap mengunjungi berbagai tempat yang memperlihatkan kemajuan dan kebesaran China sebagai Negara maju di kawasan Asia. Tema kunjungan sendiri meliputi sejarah, kebudayaan, kepemudaan, edukasi, ekonomi, teknologi, industry, Olahraga, dsb. Adapun sejumlah tempat yang dikunjungi antara lain, Beijing Planning Exhibition Hall, The Great Wall, Forbidden City, Museum of Ms. Teresa TENG, Qianmen Street, The Center of Jianguomen Street Community, The Historical and Cultural Museum, The Center for Network Film & Television of CYLC, Silk Street Market dan All China Youth Federation (ACYF). “Tidak hanya itu, kami juga mengunjungi beberapa universitas maupun komunitas pemuda, anak maupun manula,” tuturnya.

Kata dia, kendati hanya berlangsung 10 hari, tapi banyak hal yang diperolehnya dari program tersebut. Seperti sebuah metode pembelajaran yang tidak bisa dipandang sebelah mata dimana dirinya bisa langsung mendatangi, melihat dan menyerap setiap hal baru yang ditemukan di China. Contoh saja, kekaguman terhadap tinggi nya rasa hormat dan penghargaan masyarakat China terhadap sejarah dan kebudayaan. Kemudian, tingkat kedisiplinan yang tinggi dan keuletannya dalam bekerja yang perlu untuk di tiru.
Dari kunjungan tersebut, lantas apa yang bisa dikorelasikan dengan kondisi Indonesia, Khususnya NTB? Asyih mengaku, adalah masalah kepemudaan atau pemberdayaan pemuda.

Di provinsi NTB sendiri, menurutnya merupakan peran dan kontribusi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan masih kurang terlihat. Tapi di China, 80 persen karyawan baik pemerintah maupun swasta adalah kaum muda. Pelaku industry seperti di pabrik pembuatan mobil Chery bahkan pekerjanya 95 persen kaum muda sepantaran siswa SMK di Indonesia. “Begitu berhasilnya China melakukan pemberdayaan dan peningkatan kualitas kaum muda agar dapat berperan aktif di berbagai bidang pembangunan. China sepertinya sangat percaya bahwa masa depan bangsa ada di tangan pemuda,” terangnya. [BK]