Kabar Bima

Tolak Hasil CPNS, Puluhan Tenaga Honorer Bakar Baju Keki

425
×

Tolak Hasil CPNS, Puluhan Tenaga Honorer Bakar Baju Keki

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Puluhan tenaga honorer kategori dua (K2) mendatangi Badan Kepegawean Daerah (BKD) Kabupaten Bima, Kamis (27/01/14), untuk menanyakan status mereka yang tidak lulus CPNS. Mereka mengaku kecewa terhadap kebijakan pemerintah, hingga baju keki yang selama ini mereka pakai untuk mengabdi “dibakar”. Aksi tersebut merupakan ekspresi protes para honorer terhadap hasil tes K2 yang telah diumumkan.

Tolak Hasil CPNS, Puluhan Tenaga Honorer Bakar Baju Keki - Kabar Harian Bima

Baju Keki yang dibakar tenaga honorer didepan kantor BKD Kabupaten BimaPara honorer yang datang dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Bima itu, tiba di kantor BKD sekitar pukul 10.25 wita. Mereka meminta untuk mengusut tuntas oknum pejabat yang ‘bermain’ dalam K2. Meminta kejelasan status honorer K2 yang tidak lulus CPNS. Selain itu, mereka juga menolak sistem kontrak yang rencana diberlakukan pemerintah kepada honorer dan diminta agar tenaga honorer yang sudah lama mengabdi untuk PNS secara bertahap.

M Hasan SH, Koordinator Aksi kepada wartawan mengatakan, pelaksana tes seleksi CPNS K2 sarat “permainan”. Berdasarkan hasil identifikasi mereka mengungkapkan,  dari 601 honorer K2 yang dinyatakan lulus, sekitar 78 persen diantaranya bermasalah. Indikatornya, hal itu dilihat dari banyaknya honorer yang lulus yang tidak sesuai dengan masa pengabdian. Karena itu, tentu membuat geram para honorer yang telah mengabdi puluhan tahun. Mereka mengaku hanya bisa ‘gigit jari’ mendengar rekannya lulus dalam penerimaan CPNS.

Dugaan manipulasi berkas dalam penerimaan test CPNS K2 itu, terjadi di Kecamatan Sape dan Lambu Kabupaten Bima. Pasalnya, sekitar 50 peserta honorer K2 yang lulus teridentifikasi bermasalah. Seperti dugaan manipulasi SK dan masa pengabdian.

“Rata-rata mereka yang Lulus adalah tamatan SMA dengan masa pengabdian 2014,” ungkapnya

Puluhan peserta CPNS yang bermasalah itu justeru mengabi sebagai tenaga pendidik, tapi tidak memiliki ijazah sarjana. Anehnya kata dia, mereka bisa lulus dalam penerimaan CPNS. Sementara tenaga honorer yang mengabdi hingga belasan tahun dengan kualifikasi pendidikan yang mapan (Sarjana red), terpental. Padahal, mereka tersebut merupakan guru yang sudah bersertifikasi.

“Kamu curiga ada permainan dalam penerimaan CPNS K2 ini. betapa tidak, yang lulus adalah justeru honorer yang bermasalah,” kata Hasan saat menyampaikan orasi depan kantor BKD.

Hal serupa juga disampaikan oleh tenaga honorer lain-nya. Sebut saja Ma’ani, salah satu guru di SDN I Inpres Rasa Bou Sape,  mengaku sangat kecewa dengan hasil pengumuman seleksi K2. Pasalnya, pemerintah tidak melakukan verifikasi yang maksimal untuk mengetahui masa pengabdian dan jenjang pendidikan tenaga honorer. Seperti yang terjadi terjadi di sekolah tempatnya mengajar. Salah seorang guru tamatan SMA, bisa lulus CPNS. Sementara dirinya yang memiliki kualifikasi pendidikan sarajana pendidikan dan telah mengabdi sejak tahun 2004 dengan SK tahun 2005, justru tidak lulus.

“Yang tamatan SMA kok di utamakan, sementara kami yang sudah sarjana dan sudah mengabadi lama, tidak diperhatikan. itu kan aneh, pengabdian kami benar-benar dilecehkan,” keluhnya.

Hal yang sama juga dialami Ma’ani, salah seorang guru di SMP Negeri 2 Sape. Ia menilai banyak honorer ‘seumur jagung’ mengabdi bisa lulus dengan mudah. Sementara dirinya sudah 15 tahun mengabdi sebagai guru di sekolah setempat, tidak lulus dalam penerimaan CPNS K2.

“Bukan hanya saya yang tidak lulus, Sembilan orang guru honor di SMP Negeria 2 Lambu tak satupun yang lalus. Padahal kami sudah lama mengabdi, bahkan dari segi kualifikasi kami juga sudah mendapatkan sertifikasi,” tuturnya.

Mestinya, Ma’ani dan sejumlah guru bersertifikasi itu diutamakan, kendati diketahuinya seleksi CPNS berpatokan pada nilai. Namun, kata Ma’ani pemerintah juga harus melihat masa pengabdian.

“Saya optimis mengikuti tes. Apalagi soal yang diberikan pada saat itu sesuai dengan jurusan saya,” tandasnya.

Aksi para honorer itu berlangsung hingga siang dengan pengawalan ketat aparat Kepolisian. Kendati sempat terjadi aksi bakar baju keki, namun jalannya aksi tetap aman dan terkendali. Usai menyampaikan aspirasi, puluhan tenaga honorer itu langsung memasuki kantor BKD Kabupaten Bima, sayangnya mereka tidak berhasil menemui kepala BKD.

Karena kepala BKD tidak ada ditempat, puluhan tenaga honorer langsung menemui Sekretaris BKD untuk melakukan audensi. Selain menyampaikan aspirasi, mereka juga menyodorkan data dugaan manipulasi peserta tenaga honor dalam penerimaan CPNS K2.  

Sekretaris BKD Kabupaten Bima, Tamsil HMS yang dikonfirmasi mengaku, aspirasi puluhan tenaga honorer telah diterima dan akan segera ditindakalnjuti.

“Aspirasi mereka sudah kami teruma,” ujar Tamsil usai melakukan audensi dengan puluhan tenaga honorer di BKD setempat.

Tak Cuma itu, Tamsil juga mengaku laporan tenaga honorer tersebut akan segara disampaikan ke Kepala BKD dan Bupati Bima, untuk melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap oknum peserta CPNS yang bermasalah.

“Selain BKD, laporan mereka ini akan dilanjutkan sampai ke pihak kepolisian,” pungkasnya. *SYARIF