Kabar Bima

Mitan Langka, Warga Tahan Truk Tangki

347
×

Mitan Langka, Warga Tahan Truk Tangki

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Sebagai bentuk protes langkanya bahan bakar jeni Minyak Tanah (Mitan) di Desa Cenggu Kecamatan Belo Kabupaten Bima, dan kabar tingginya harga eceran tertinggi (HET), warga Desa setempat menghadang truk tangki pengangkut BBM jenis minyak tanah (mitan) milik agen PT Bima Indah Gemilang, Kamis (31/7).

Ilustrasi
Ilustrasi

Sempat terjadi ketegangan antara warga dan supir Truk dengan nomor Polisi EA 8375 S itu, namun supir akhirnya mengalah setelah warga lainnya datang dan menyita kunci truk.

Mitan Langka, Warga Tahan Truk Tangki - Kabar Harian Bima

Saat di Mapolsek, Kepala Perizinan dan Perindustrian Kabupaten Bima Sudirman, SE bahkan turun langsung, di samping itu ada juga Camat Wawo serta Kapolsek Belo Iptu Syarifudin Jamal sebagai fasilitator. Bahkan, para pemilik pangkalan juga diundang untuk meminta kejelasan mengenai HET.

Salah seorang pemuda, Subagio menyebutkan sengaja menghadang dan mengamankan truk tersebut. Karena mitan langka. “Kami dengar harga mitan di atas HET, ada yang Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu perliter,” sebutnya.

Ia mengaku, jatah mitan perdesa sudah didistribusikan, namun oleh pengecer justru menjualnya ke warga Desa lain dengan jumlah yang banyak. “Jangan sampai kami bilang langka, tapi ternyata mitan sudah didrop semua tapi di jual ke desa lain,” sorotnya diamini warga lain.

Salah seorang pemilik Pangkalan, Masari, dalam kesempatan tersebut menyebutkan jika mitan yang dia sesuai dengan kesepakatan seharga Rp 4 ribu perliter. Namun harga tersebut rupanya masih diprotes sehingga semua elemen yang ada menyepakati HET menjadi Rp 3.500. Sebab mitan tersebut mitan bersubsidi. Kesepakatan harga ini pun diperkuat dengan surat pernyataan.

Kepala Perizinan dan Perindustrian Sudirman SE dalam kesempatan tersebut menuturkan mengenai kelangkaan ini sebenarnya sudah ditanggapi oleh pihaknya dengan turun ke lapangan. Di samping itu karena adanya informasi mitan dijual di atas Rp 5 ribu bahkan Rp 6 ribu.

Untuk itu, dia juga menyarankan agar HET sebesar Rp 3.500. Sebab, satu pangkalan dengan jatah sebanyak 400 liter perminggu bisa mendapat Rp 13 juta pertahun.

“Kita salurkan sesuai dengan jumlah kepala keluarga. Mitan sesuai kebutuhan, dan tidak perlu lagi jadi rebutan,” tandasnya.

*BIN