Kabar Bima

BDBD Gelar Diklat dan Penyuluhan Penanggulangan Bencana

244
×

BDBD Gelar Diklat dan Penyuluhan Penanggulangan Bencana

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- BPBD Kota Bima, Senin (03/11) menggelar diklat dan penyuluhan kepada Tim Penanggulangan Bencana (TRC, Tagana, Tim SAR dan tim Pemadam Kebakaran).

Ilustrasi
Ilustrasi

Ketua Panitia Pelaksana yakni Drs. Ikhsan yang juga Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana mengatakan, sasaran kegiatan tersebut berjumlah 40 orang yang terdiri dari Puskesmas di lima Kecamatan, TRC (Team Reaksi Cepat) BPBD Kota Bima yang sejumlah delapan orang.

BDBD Gelar Diklat dan Penyuluhan Penanggulangan Bencana - Kabar Harian Bima

Kemudian Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) di enam Kelurahan masing-masing Kelurahan sebanyak dua orang. Adapula dari Satuan Pol PP sebanyak empat orang dan Satgas PMK sebanyak empat orang.

Dia menjelaskan, diklat tersebut dilaksanakan agar dapat meningkatkan kesiapsiagaan, pengetahun dan SDM serta tindakan emergency yang up to date, cepat, tepat dan aman dalam rangka memberikan perlindungan dan penyelamatan yang lebih optimal kepada semua orang di waktu-waktu awal kejadian.

“Kesemuanya ini juga dalam rangka mencegah dan meminimalisir terjadinya resiko korban jiwa dan kerugian akibat dari bencana,” ujarnya melalui Rilis Kabag Humas Dan Pemberitaan Ihya Ghazali, S.Sos.

Sementara tenaga tutor dan pelatih yang memberikan materi, disebutkannya, dari empat sektor yakni BPBD, Dinas Kesehatan, PKK dan GOW. “Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, mulai dari tanggal 03 November hingga 06 November 2014,” sebutnya.

Dalam sambutan tertulis Walikota Bima yang disampaikan oleh Hj. Rini Indriati menjelaskan, pemanfaatan lembaga adat dalam penanggulangan bencana, kini tengah menjadi trend hampir di seluruh dunia. Kearifan lokal dipandang sebagai pendekatan yang paling efektif dalam membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana.

“Dulu di wilayah Bima pun hal ini memang diterapkan. Jika ada bahaya, masyarakat memukul kentongan. ini merupakan bentuk early warning system atau sistem peringatan dini yang sudah diterapkan oleh masyarakat sejak zaman kesultanan dulu,” jelasnya.

Ia mengapresiasi BPBD serta forum penanggulangan bencana Kota Bima, yang telah melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam sistem penanggulangan bencana. Jika antar sektor saling berkoordinasi, hasilnya akan lebih baik jika lembaga adat itu juga diikut-sertakan dalam diklat dan penyuluhan penanggulangan bencana ini.

“Perlu diingat bahwa bencana bukan hanya berupa bencana alam. Yang tidak kalah dampak kerusakannya adalah bencana sosial,” terangnya.

Dipaparkannya pula beberapa kategori bencana sosial yang tengah menjadi fenomena di Kota Bima yakni judi sabung ayam, peredaran miras, penyalahgunaan narkoba yang angkanya merupakan yang tertinggi di NTB dan berbagai bentuk kerusuhan maupun konflik antar kelompok.

*Bin/Hum