Kabar Bima

Warga Tuding Marmer Oi Fo’o Biang Banjir

256
×

Warga Tuding Marmer Oi Fo’o Biang Banjir

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Banjir bah di Lingkungan BTN Kelurahan Panggi Jumat (31/1) menyebabkan ratusan rumah terendam. Air meluap hingga setinggi paha orang dewasa itu juga membawa banyak lumpur dan kerikil dari pegunungan sekitar. (Baca. Panggi, Paruga dan Sarae Dikepung Banjir)

Kondisi banjir di Lingkungan BTN Kelurahan Panggi.  Foto: Bin
Kondisi banjir di Lingkungan BTN Kelurahan Panggi. Foto: Bin

Menurut warga banjir di Lingkungan BTN itu disebabkan eksplorasi proyek marmer di Oi Fo’o yang tak kunjung selesai. Ekspolrasi batuan marmer itu membawa dampak buruk bagi warga sekitar.

Warga Tuding Marmer Oi Fo'o Biang Banjir - Kabar Harian Bima

“Ini sangat meresahkan warga lingkungan BTN. Apalagi, tidak adanya saluran pembuangan air dari Oi Fo’o menuju Rontu,” kesal warga setempat, Sulaiman MT, Sabtu (31/1).

Kata dia, beberapa tahun sebelumnya, hujan sebesar apapun di lingkungannya tidak pernah terjadi banjir. Karena letaknya terbilang tinggi dari Kelurahan lain. Namun semenjak adanya marmer, air yang dikirim dari Oi Fo’o meluap dan masuk ke perumahan warga. “Aneh, hal ini terjadi tiga tahun terkakhir setiap musim hujan tiba,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, maraknya Galian C di sekitar Kelurahan Rontu juga Galian C mengakibatkan terkikisnya gunung di sekitar Rontu dan menyebabkan banjir. Pemerintah Kota Bima, justru tidak melakukan tindakan apa-apa.

Sementara itu, Pemerintah Kota Bima Bima melalui Kabag Humas dan Protokol, Ihya Ghazali, S. Sos yang dihubungi membantah jika ekplorasi marmer di Oi Fo’o biang banjir di Kelurahan Panggi. “apa hubungannya. Banjir itu karena hujan beberapa hari terakhir, apalagi dibelakang pemukiman warga hutan sudah banyak yang dibabat,” tegasnya.

Ia menilai, banjir bukan karena penggalian marmer, tapi kurangnya kesadaran masyarakat menjaga hutan, sehingga air gunung saat hujan mudah turun.

Soal Galian C yang dilakukan warga, sambungnya, mestinya tidak salahkan Pemerintah. Sebab, warga yang melakukan penggalian tidak menyadari dampak. Apalagi memiliki inisiatif untuk saling mengingatkan satu sama lain.

*Teta