Kabar Bima

Demo Pasar Amahami, Pol PP Represif, Mahasiswa Terluka

235
×

Demo Pasar Amahami, Pol PP Represif, Mahasiswa Terluka

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Aksi demonstrasi menyorot soal Pasar Amahami di depan Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, Jum’at (11/9) pagi berlangsung ricuh. Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STISIP Mbojo Bima bentrok dengan personil Sat Pol PP. Akibat tindakan represif Anggota Pol PP, satu mahasiwa terluka.

Korban represif Pol PP menunjukan luka dibagian punggung. Foto: Ady
Korban represif Pol PP menunjukan luka dibagian punggung. Foto: Ady

Kericuhan terjadi saat massa aksi berupaya menerobos masuk ke pintu pagar dan berorasi di dalam halaman. Namun sejumlah Anggota Pol PP melarang dan meminta mahasiswa agar tetap menyampaikan aspirasi di depan pagar. Karena saling ngotot, aksi saling dorong sempat terjadi.

Demo Pasar Amahami, Pol PP Represif, Mahasiswa Terluka - Kabar Harian Bima

Mahasiswa dihalau ke depan pagar, setelah itu tiba-tiba kericuhan pecah. Anggota Pol PP yang terpancing keadaan berupaya membubarkan mahasiswa. Berbekal kayu rotan ditangan, mereka mengejar dan memukuli mahasiwa agar membubarkan diri.

Tindakan represif Anggota Pol PP itu menyebabkan satu mahasiswa terluka karena terkena pukulan kayu. Konsentrasi mahasiswa sesaat sempat kocar kacir, sebelum akhirnya kembali melanjutkan aksi di depan Kantor Pemkot Bima. Imbas kericuhan itu, para mahasiswa melaporkan dugaan penganiayaan oleh Anggota Pol PP itu ke pihak Kepolisian.

“Kami mengecam tindakan represif Anggota Pol PP karena telah menciderai rekan kami,” kata Eldan, Perwakilan BEM.

Spanduk massa yang menuliskan Walikota Bima Otoriter. Foto: Ady
Spanduk massa yang menuliskan Walikota Bima Otoriter. Foto: Ady

Dalam aksi itu, mahasiwa meminta kepada Walikota Bima meninjau kembali keberadaan Pasar Semi Moderen Amahami. Alasannya karena berada di pintu masuk kota, terlihat kumuh, sembrawut dan merusak keindahan.

Banyak pedagang juga, hingga kini belum terakomodir ke dalam los pasar karena tidak mencukupi. Sebagai bentuk ktitikan terhadap kebijakan Walikota Bima, mahasiswa juga membawa spanduk bertuliskan “Pak Walikota Sangat Otoriter, Kembalikan Masyarakat Pasar Pada Tempatnya”.

Tak hanya itu, mahasiwa mendesak agar pemerintah tidak sepihak mengeluarkan kebijakan, tapi terlebih dahulu meminta masukan dan saran semua pihak.

*Ady