Kabar Bima

Saingi Ferra, Golkar Ogah Sebut Subhan

350
×

Saingi Ferra, Golkar Ogah Sebut Subhan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba. Lima Pengurus Kecamatan (PK) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Kota Bima secara mayoritas ogah mengusulkan nama Subhan H. M. Nur sebagai kandidat Bakal Calon (Balon) Walikota Bima yang diusulkan Partai berlambang beringin tersebut. Hal tersebut terlihat saat lima PK merekomendasikan nama-nama yang diusulkan dalam rapat penjaringan yang dilaksanakan di Hotel La Ila, Senin (28/5/2012) malam.

Saingi Ferra, Golkar Ogah Sebut Subhan - Kabar Harian Bima

Saingi Ferra, Golkar Ogah Sebut Subhan - Kabar Harian Bima

Dari surat rekomendasi pengusulan Balon dari internal partai, untuk Balon Walikota hanya satu nama yaitu Ketua DPD II saat ini, Hj. Fera Amalia, SE. Sementara dari ekternal partai kuat disebutkan oleh lima PK adalah figur dr. H. Sucipto kemudian disusul H. Qurais yang diusulkan oleh dua PK. Nama Subhan sendiri kemudian muncul hanya sebagai bakal calon Wakil Walikota (Wawali) yang diusung oleh PK Mpunda.

Berhembus dugaan bahwa pengurus tingkat PK enggan merekomendasikan nama Subhan sebagai kandidat Balon Walikota berlatar belakang ‘dihadang’ kubu Fera Amalia terhadap keinginan kuat Subhan untuk maju di pentas perebutan kursi orang nomor satu di Kota Bima tahun 2013 mendatang dengan menggunakan partai Golkar.

Dari wacana yang muncul di tengah masyarakat saat ini, bukan lagi menjadi rahasia umum apabila memang nama Subhan H. M. Nur cukup kencang dukungannya khususnya di kawasan timur Kota Bima. Namun kembali lagi pada proses oleh partai secara totalitas apakah nantinya Fera Amalia atau Subhan H. M. Nur dan tidak menutup kemungkinan dr. H. Sucipto yang akan terpilih memakai kendaraan berlambang pohon beringin saat Pemilukada Kota Bima periode 2013-2018 nanti.

Subhan, saat menyampaikan pidatonya mengaku, nama-nama yang direkomendasikan oleh Pengurus Kecamatan tidak real dalam mengukur angka elektabilitas figur calon. Dirinya menilai Pengurus Kecamatan tidak pernah melakukan survei ke tengah masyarakat untuk mengukur angka dukungan tiap figur. Karena menurut Subhan dirinya selama ini setiap saat bersama masyarakat tahu persis siapa figur yang angka elektabilitasnya tinggi.

Karena itu, Subhan meminta agar proses penjaringan Balon Wali maupun Wawali tidak dilakukan dengan cara penjaringan, namun kembali seperti pada tahun sebelumnya dengan cara konvensi. Alasannya, dengan konvensi maka besar peluang bagi kader Golkar untuk menggunakan kendaraan partai, bukan dari kalangan eksternal partai atau kader baru.

Jelas Subhan, bayak kader partai yang sudah lama jatuh bangun membesarkan partai namun tidak pernah mendapatkan tempat, malah kader baru yang dimunculkan. oleh karena itu, Subhan di depan ketua DPD I NTB, H. Zaini Aroni agar proses pejaringan kembali ke bentuk konvensi karena yang digodok adalah kader partai yang memang sudah matang.

Sementara itu, Sekretaris DPD II Partai Golkar Kota Bima, Tiswan Suryaningrat SH, yang dikonfirmasi sejumlah wartawan mengaku hal tersebut lumrah saja, namun Tiswan menegaskan bahwa tidak tercantumnya nama Subhan dalam surat rekomendasi penjaringan oleh pengurus di tingkat kecamatan bukan berarti menutup peluang Subhan untuk mendaftar ikut sebagai Balon dari proses penjaringan oleh partai. “Yang menentukan adalah hasil survei team independen, bukan rekomendasi PK,” tegasnya saat ditemui ketika menghadiri rapat konsolidasi Selasa (29/5/2012) di RM Lesehan Putri.

Jelas Tiswan, proses penjaringan hanya bagian dari proses untuk mendapatkan balon yang kuat untuk dimenangkan menjadi orang nomor satu di Kota Bima, proses yang paling menentukan adalah hasil survei yang dilakukan oleh team independen, namun siapa tim tersebut Tiswan enggan menyebutkan karena bersifat rahasia.”Team ini rahasia partai, bukan untuk konsumsi umum,” pungkasnya. [BS]