Kabar Bima

Asisten I buka Diklat JITU PASNA Tahun 2015

279
×

Asisten I buka Diklat JITU PASNA Tahun 2015

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Asisten I Setda Kota Bima M. Farid membuka diklat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (JITU PASNA) Tahun 2015 di Aula Kantor BPBD Kota Bima, Rabu (4/11). Diklat tersebut dilaksanakan selama 3 hari, dimulai sejak tanggal 4 November sampai dengan 6 November 2015 serta diikuti 40 orang dari SKPD terkait dan Camat di lingkup Pemerintah Kota Bima.

Asisten Setda Kota Bima, Drs. M. Farid M.Si
Asisten Setda Kota Bima, M. Farid

Diklat tersebut difasilitator oleh 2 tenaga fasilitator BNPB yakni Swasono Pudji Rahardjo selaku Kepala Seksi Inventarisasi Fisik, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dan Ranggi Maulana, Staf Direktorat Penilaian Kerusakan, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Asisten I buka Diklat JITU PASNA Tahun 2015 - Kabar Harian Bima

Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima Ihya Ghazali melalui siaran persnya mengatakan, Asisten I menjelaskan, Kota Tangguh tentu bukan hanya sebutan tangguh secara fisik, namun pemerintah menginginkan Kota Bima menjadi kota tangguh yang benar-benar tangguh secara keseluruhan. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Kota Bima sebagai Kota Tangguh.

Dijelaskannya, Kota Bima merupakan salah satu daerah rawan bencana, tentu bencana membawa dampak yang besar, karena selain merusak berbagai fasilitas masyarakat, juga dapat menelan korban jiwa.

“Kegiatan ini menjadi salah satu upaya yang sangat penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan instansi teknis dan juga para stakeholder, tentang bagaimana cara melakukan kajian kebutuhan pasca bencana di lokasi bencana. Karena ketangguhan tidak hanya dibutuhkan pada saat terjadi bencana, tapi juga penanganan yang tepat dan pemulihan pasca bencana menjadi salah satu poin penting yang perlu kita siapkan,” ujarnya mengapresiasi gagasan kegiatan dari BBD Kota Bima.

Kompleksitas dari akibat yang ditimbulkan pasca bencana tentunya membutuhkan data dan perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, agar penanganan yang dilakukan pasca bencana dapat terlaksana secara baik, terarah dan terpadu.

Diharapkannya melalui Diklat JITU PASNA para peserta Diklat dapat melakukan analisis dampak dan perkiraan kebutuhan yang selanjutnya akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan relasi rehabilitasi dan rekontruksi. Seperti mengidentifikasi dan menghitung kerusakan dan kerugian baik fisik maupun non fisik yang dialami oleh ekonomi, sosial dan lain sebagainya.

“Kegiatan semacam ini merupakan bentuk peningkatan kapasitas aparat pemerintah dalam menanggapi pasca bencana terjadi. Untuk itu saya berpesan kepada para peserta pelatihan, dengarkanlah segala materi yang disampaikan. Perhatikan dengan seksama, agar dapat dipahami dengan baik,” sarannya.

*Bin/Hum