Kabar Bima

Pembalakan Kayu Kian Marak di Hutan Tambora

288
×

Pembalakan Kayu Kian Marak di Hutan Tambora

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Pembalakan kayu di kawasan Hutan Gunung Tambora saat ini kian marak terjadi. Menurut warga setempat, pembalakan kayu tersebut tak berijin dan dilakukan secara liar. Kasus itu telah berlangsung beberapa tahun terakhir, tetapi belum ada tindakan tegas dari pemerintah.

Kayu hasil eksploitasi di Hutan Tambora. Foto: Ady
Kayu hasil eksploitasi di Hutan Tambora. Foto: Ady

Tokoh Pemuda Desa Oi Bura Kecamatan Tambora, Heri mengaku, aktivitas penebangan dan pengangkutan kayu di kawasan Hutan Tambora hampir setiap hari terjadi. Bahkan pengangkutan dilakukan secara besar-besaran menggunakan kendaraan truk.

Pembalakan Kayu Kian Marak di Hutan Tambora - Kabar Harian Bima

“Kondisi kawasan hutan kami semakin lama semakin memprihatinkan. Aktivitas penebangan kayu masih terus berlangsung tanpa ada tindakan apa-apa dari aparat dan pemerintah,” kata dia di Oi Bura, kemarin.

Pengakuan serupa juga disampaikan Suparno, Penjaga Situs Uma Na’e Tambora. Pria berjanggut ini mengaku, telah beberapa kali melihat langsung penebangan dan pengangkutan kayu di Hutan Tambora. Hanya saja, tidak mengetahui pasti siapa yang bertanggungjawab terhadap aktivitas merusak hutan tersebut.

“Kalau memang itu dari perusahaan berijin, kenapa kayu-kayu kecil ditebang dan dilakukan di kawasan hutan lindung. Bahkan penebangan dilakukan di sekitar areal situs-situs bersejarah,” sorot Suparno.

Apabila benar ada perusahaan yang beroperasi kata dia, sangat disayangkan eksploitasi kayu dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian hutan. Lagi pula, masyarakat tidak pernah tahu dan diinformasikan dari pemerintah kejelasan perusahaan yang beroperasi selama ini.

“Kemarin saya melihat langsung sejumlah truk mengangkut kayu-kayu dari kawasan Hutan Tambora dan tidak tahu akan dibawa kemana,” ujarnya.

Jika pembalakan kayu terus terjadi lanjutnya, bisa dipastikan kondisi Hutan Tambora terancam rusak parah. Saat ini saja, dampaknya sudah dirasakan masyarakat sekitar Lereng Tambora. Seperti mengeringnya sungai dan semakin berkurangnya sumber mata air.

“Kami minta pemerintah segera bertindak, jangan tutup mata dengan kondisi yang terjadi,” pintanya.

*Ady