Kota Bima, Kahaba.- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima menggelar bazar di Lapangan Serasuba (Merdeka) Bima. Kegiatan selama dua hari, mulai hari Sabtu sore sampai Minggu siang (19-20/3) itu bertujuan untuk mengasah kemampuan jiwa Entrepreneurship mahasiswa, agar menjadi mahasiswa yang mandiri dan handal didunia usaha.
Ketua STIE Bima, Firdaus dalam sambutan pembukaan acara tersebut mengatakan, kegiatan tersebut dalam rangka memperingati HUT STIE Bima yang ke 14. Semoga di tahun ini, STIE bertambah mapan, dan semakin tahu arah dan terus bisa menciptakan sarjana yang handal, bukan pengangguran yang handal.
“HUT STIE yang ke 14 ini juga merupakan yang special. Karena Bazar juga dilaksanakan diluar kampus,” ujarnya.
Kata dia, bazar digelar untuk ruang aplikasi mata kuliah yang sudah diperoleh mahasiswa di bangku kuliah. Seperti kewirausahaan, Pengantar Bisnis dan mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Jadi, mahasiswa diharapkan mampu mandiri untuk bisa melakukan hal – hal yang bersifat wirausaha.
“Kegiatan ini akan mengasah kemampuan berwirausaha mahasiswa. Harapan lain juga dari kegiatan ini, setidaknya jiwa enterpreneurship mahasiswa bisa tumbuh dengan baik,” katanya.
Sesuai dengan Visi Misi STIE Bima, sambungnya, jika tenaga tidak dipakai oleh orang lain, maka kita bisa memakai diri kita sendiri dan menciptakan jiwa wirausaha dan mencetak peluang.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Yuliati Basri menjelaskan, kegiatan Bazar kali ini juga dirangkaikan dengan acara Donor Darah, Lomba Masak dan Senam pagi. Untuk tiga jenis kegiatan tersebut, dilaksanakan pada hari Minggu (20/3) pagi.
Diakuinya, yang dipasarkan mahasiswa pada bazar, semua jenis produk yang di Kota dan Kabupaten Bima dan dikreasikan oleh mahasiswa. Jenisnye baragam, ada kue kering, kue tradisional, minuman berbagai jenis dan sejumlah produk makanan minuman lainnya.
“Kegiatan ini bermaksud memberikan aplikasi mata kuliah yang sudah diperoleh mahasiswa. Jadi, prakteknya ya di bazar ini,” tuturnya.
Untuk anggaran kegiatan, sambungnya, bersumber dari mahasiswa sendiri. Dalam satu kelas, dibentuk tim, tim tersebut yang akan mengumpulkan sumber anggaran, kemudian dihitung, mencatat, setelah itu dievaluasi sendiri, apakah layak produk tersebut dipasarkan. Keuntungannya pun dibagi oleh tim tersebut.
“Jadi produk yang dijual tidak boleh sama, harus berbeda. Semua diberikan keleluasaan untuk berkreatifitas,” tambahnya
Pantauan Kahaba, dimasing – masing meja mahasiswa semester 2, 4 dan 6, tersusun sejumlah produk yang dipasarkan. Mahasiswa terlihat sibuk memasarkan produk hasil kreatifitas kepada masyarakat yang datang berkunjung. Beberapa orang pengunjung juga membeli produk yang dipasarkan.
*Bin
