LMND Dukung Pembentukan Pansus Tanah Amahami

Kabar Bima165 Dilihat

Kota Bima, Kahaba.- Bergulirnya usulan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kota Bima untuk menelusuri kasus penimbunan Teluk Bima di Amahami mendapat dukungan dari Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) Bima. (Baca. Pansus Tanah Amahami Menunggu Sikap Banmus)

Ilustrasi
Ilustrasi

Menurut Ketua LMND Bima, A Rafik, pembentukan Pansus tersebut memang harus dilakukan. Sebab, dari dulu persoalan penimbunan tanah di Amahami dan Lingkungan Bonto terindikasi melanggar hukum.



“Mahasiswa telah menyuarakan indikasi penyimpangan itu sejak dulu. Namun, sepertinya tidak ada keseriusan dari penegak hukum maupun Legislatif untuk menelusurinya,” kata A Rafik dihubungi melalui telepon seluler, Selasa (22/3) siang. (Baca. Pansus Tanah Amahami Dijadwalkan Pada Sidang II)

Baca:   LMND Segel Kantor Dinas Pertanian

Dirinya melihat, penimbunan Teluk Bima tidak hanya melanggar aturan administrasi, tetapi juga berdampak pada kerusakan hutan bakau yang telah ada sejak dulu. Tanah tersebut diindikasi dikuasai oknum tertentu, padahal dulunya merupakan kawasan laut.

“Sangat aneh ketika kawasan laut itu dikapling dan disertifikat. Jelas ini pelanggaran dan kami menduga terjadi konspirasi antar pihak-pihak tertentu,” ujarnya. (Baca. Pimpinan Dewan Dinilai Abaikan Usulan Pansus)

Baca:   Dewan Sorot Pembangunan Los Pasar Amahami

Hal itulah kata dia, yang menjadi pertimbangan mengapa terbentuknya Pansus sangat penting. Untuk menelusuri dugaan penyimpangan tersebut dan menungkap siapa yang terlibat dibalik penimbunan Teluk Bima.

“Kami sangat mendukung rencana Legislatif. Cuman kami ingatkan agar tidak membodohi publik dengan janji dan wacana. Bila itu terjadi, kami siap berada dibarisan depan untuk turun menyuarakannya,” tegas dia.

Baca:   Pansus Lahan Amahami Dibentuk, H Armansyah Ditunjuk Jadi Ketua

A Rafik juga berharap, pembentukan Pansus terkait Tambang Marmer Oi Fo’o bisa segera direalisasikan. Legislatif dimintanya tidak menutup mata dengan aspirasi yang disampaikan masyarakat dan mahasiswa selama ini terkait keberadaan Tambang Marmer.

“Marmer ini persoalan klasik, sudah jelas tidak ada konstribusinya untuk daerah. Tapi kok aneh, pemerintah tidak bersikap,” kritiknya.

*Ady


Komentar