Kota Bima, Kahaba.- Pengurus DPC Persatuan Ahli Teknologi (Patelki) Kota dan Kabupaten Bima, Minggu (27/3) pagi dilantik. Acara pelantikan yang digelar di Aula SMKN 3 Kota Bima itu dirangkaikan dengan Workshop SIMK Patelki Serta Workhsop Quality Control (QC) Laboratorium Klinik.
Ketua Panitia kegiatan, Sayhrul Sani dalam laporannya mengatakan, ahli tekhnologi laboratorium kesehatan merupakan salah satu unsur kekuatan pembangunan masional di bidang kesehatan, yang mempunyai hak, kewajiban dan tanggungjawab yang sama dengan unsur unsur kekuatan pembangunan lainnya, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
“Menyadari itu, maka seluruh ahli tekhnologi laboratorium kesehatan khususnya di Kota dan Kabupaten Bima merasa perlu mempersatukan diri untuk meningkatkan peran sertanya secara aktif, terarah dan terpadu bagi pembangunan nasional dawal wadah kerjasama organisasi profesi fungsional ahli tekhnologi laboratorium kesehatan indonesia,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPW Patelki NTB, I. Made Kartika mengatakan, tahun ini Patelki merupakan generasi ketiga, generasi yang harus menyesuaikan profesi ini dengan tekhnologi dan kemajuan. Apalagi peralatan laboratorium semua menggunakan sistem komputerisasi.
“Kemajuan tekhnologi ini juga harus didukung dengan kemampuan pengetahuan kita, agar tidak terjadi hal hal yang membuat kesalahan saat menjalankan tugas ini,” ujarnya.
Menurut dia, menjadi pengurus organisasi profesi memiliki tanggungjawab besar. Untuk itu, pengetahuan dan keahlian harus jalan seimbang, agar organisasi ini bisa berjalan dengan baik.
“Saya mengapresiasi semangat anggota Patelki Kota dan Kabupaten Bima,” pujinya.
Sementara itu, Penasehat Patelki Kota dan Kabupaten Bima, Agus Dwi Pintono mengatakan, dalam menjalankan organisasi profesi, yang paling utama untuk mematuhi Kode etik. Sebab, jika anggota bisa bergerak sesuai dengan kode etik, maka urusan akan selamat.
Kemudian kedua, organisasi profesi dibentuk untuk meningkatkan SDM anggotanya. Terlebih sekarang jaman tekhnologi, Patelki harus bisa menyamakan dan siasati dengan kemajuan tekhnologi.
“Organisasi profesi juga harus membuat nyaman anggotanya. Kalau tidak nyaman, buat apa,” katanya.
Agus juga meminta kepada pengurus Patelki Kota dan Kabupaten Bima untuk tetap menjaga independensi keilmuan, jangan sampai ditekan oleh pemilik modal. “Jadi, jangan sampai ilmu kita diintervensi,” ingatnya.
*Bin