Kabar Bima

Diduga, Dana MTQ Kelurahan Sarae Disunat Kemudian Dibagi-Bagi

249
×

Diduga, Dana MTQ Kelurahan Sarae Disunat Kemudian Dibagi-Bagi

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Dana MTQ Tingkat Kelurahan sebanyak Rp 41 Juta diduga disunat dan dibagi-bagi di internal pemerintah Kelurahan Sarae. Padahal anggaran dari Pemerintah Kota Bima sebesar Rp 35 juta serta bantuan dari masyarakat sebesar Rp 6 juta tersebut, seharusnya digunakan untuk semua pelaksanaan MTQ.

MTQ Kelurahan Sarae. Foto: Eric
MTQ Kelurahan Sarae. Foto: Eric

Dugaan tersebut diketahui warga setempat setelah melihat laporan hasil penggunaan anggaran selama kegiatan berlangsung. Ternyata terdapat selisih anggaran senilai Rp 13 juta yang diduga masuk kantong pribadi oknum tertentu.

Diduga, Dana MTQ Kelurahan Sarae Disunat Kemudian Dibagi-Bagi - Kabar Harian Bima

“Setelah cek laporan hasil penggunaan dana MTQ, terlihat dengan jelas dana Rp 7 juta itu dipotong oleh pihak Kelurahan Sarae, sedangkan bantuan masyarakat Rp 6 juta tidak kami lihat bukti laporannya,” ujar Ketua RT 04 Lingkungan Sarae, Kaharuddin kepada sejumlah wartawan Rabu (20/4).

Kahar menuturkan, dana MTQ seharusnya digunakan sepenuhnya untuk pelaksanaan kegiatan MTQ sejak awal hingga akhir. Namun yang terjadi, anggaran disunat kemudian diduga dinikmati oleh oknum jajaran Kelurahan Sarae.

“Kami memohon kepada instansi terkait yang berwenang, untuk mengaudit laporan penggunaan anggaran MTQ Kelurahan Sarae. Nilainya memang sedikit, namun ini menyangkut kejujuran dan transparansi penggunaan anggaran Negara,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia MTQ  Abdul Majid mengaku, yang tahu penggunaan seluruh anggaran adalah Lurah Sarae, selaku kepala wilayah Kelurahan.

“Tanyakan saja kepada Luras Sarae, karena seluruh laporan akhir penggunaan anggaran dia yang tahu semuanya,” katanya.

Kemudian Lurah Sarae, Iskandar mengaku hanya mengetahui penggunaan anggaran Rp 35 juta saja, sedangkan yang Rp 6 Juta tidak tahu, dan malah disuruh tanyakan Panitia MTQ.

“Saya hanya mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran dari pemerintah saja senilai Rp 35 juta, sedangkan bantuan dari masyarakat tanyakan kepada panitia,” sarannya.

Iskandar melanjutkan, mengenai dana Rp 7 Juta yang dipotong pihaknya itu digunakan untuk membayar pajak, honorarium seluruh pegawai Kelurahan dan pembinaan MTQ. Sedangkan sisanya anggaran setelah dipotong senilai Rp 27 juta, sudah diserahkan kepada panitia pelaksana.

“Untuk Rp 3,8 juta untuk pajak, kemudian Rp 1. 445 juta untuk honor pegawai Kelurahan masing-masing Rp 70 ribu. Serta dana pembinaan MTQ kita laporkan Rp 2 Juta, padahal hanya Rp 1 juta yang dipergunakan. Sisanya Rp i jutauntuk keperluan kebutuhan kantor,” urainya.

*Eric