Kabar BimaBima Kita

Monumen Bersejarah Lusuh dan tak Terawat, Pemerintah Diminta Peduli

921
×

Monumen Bersejarah Lusuh dan tak Terawat, Pemerintah Diminta Peduli

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Monumen bersejarah seperti Tugu Pelopor Pancasila, Tugu Perlawanan Rakyat dan Paruga Paranala di jalan Parewa Kecamatan Woha yang dibangun sejak tahun 1980-an kini tampak lusuh dan tidak terawat dengan baik.

Kondisi Monumen bersejarah. Foto: Iyek
Kondisi Monumen bersejarah. Foto: Iyek

Jika dilihat dari empat sisi jalan raya, yang menghubungkan Kecamatan Woha dan Monta, kondisinya sudah semakin memperihatinkan. Bangunan tersebut tak ubahnya tempat pembuangan sampah dan kotoran.

Monumen Bersejarah Lusuh dan tak Terawat, Pemerintah Diminta Peduli - Kabar Harian Bima

“Selain kotor dan bau, monumen bersejarah itu juga telah ditutupi dengan baliho iklan produk dan himbauan Pemerintah. Nilai history dan budaya yang dimiliki Bima pun telah hilang,” ujar tokoh pemuda Iyek kepada kahaba.Net Sabtu (20/8).

Menurut Iyek, setiap monumen dan bangunan bersejarah mestinya diperhatikan dan dirawat dengan baik, bukan dilupakan begitu saja, karena monumen itu memiliki nilai penting dalam sejarah Bima. Jika saja diperhatikan dan dipoles dengan baik, maka nilai sejarah dan budayanya akan tetap utuh.

Kondisi Monumen bersejarah. Foto: Iyek
Kondisi Monumen bersejarah. Foto: Iyek

“Kami bersama masyarakat pernah melaporkan masalah ini kepada Pemerintah Daerah, melalui instansi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), tapi hingga kini belum ada respon dan terkesan tutup mata,” ungkapnya.

Sebagai bentuk kecintaan akan sejarah dan menghargai jasa para pahlawan, sambungnya, dalam waktu dekat beberapa elemen masyarakat yang berada di Kecamatan Woha dan juga Monta, akan menggelar aksi demo di kantor Pemerintah Daerah, dan juga Disbudpar. Agar secepatnya direspon, dengan memperbaiki dan pemugaran bangunan bersejarah tersebut.

“Monumen itu merupakan simbol perlawanan terhadap penjajah. Bangunan bersejarah itu juga sebagai tempat bermusyawarah mufakat para tokoh Bima. Merunding berbagai pemikiran melawan imperialisme penjajah,” bebernya.

Dia berharap kedepan, agar Pemerintah Daerah cepat merespon permintaan masyarakat tersebut, dan segera melakukan perbaikan sehingga elok dipandang mata.

“Bila sudah dilakukan perbaikan dan pemugaran dengan baik, kami masyarakat berjanji akan menjaga dan merawatnya,” tegas Iyek.

*Eric