Kabar Bima

SLB Al Ghifari Butuh Sentuhan Pemerintah Daerah

316
×

SLB Al Ghifari Butuh Sentuhan Pemerintah Daerah

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Sekolah Luar Biasa (SLB) Al Ghifari Kota Bima saat ini masih membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah. Pasalnya, proses belajar mengajar di kelas di sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini semakin meningkat.

Kepala SLB Al Ghifari Sanusin (Kanan) saat curhat di Kepala Dinas Dikpora Kota Bima. Foto: Eric
Kepala SLB Al Ghifari Sanusin (Kanan) saat curhat di Kepala Dinas Dikpora Kota Bima. Foto: Eric

Selain itu, juga jumlah siswa selalu bertambah setiap tahun. Karenanya, pihak sekolah sangat membutuhkan sejumlah bantuan. Diantaranya, berupa peningkatan sarana dan prasarana serta peralatan yang bisa digunakan dalam menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

SLB Al Ghifari Butuh Sentuhan Pemerintah Daerah - Kabar Harian Bima

“Kami sangat mengharapkan bantuan pemerintah daerah, provinsi bahkan pusat. Bantuan tersebut berupa pembangunan ruang kelas baru, meja, lemari dan kursi yang saat ini mendesak,” kata Kepala SLB Al Ghifari Kota Bima, Sanusin, Kamis (22/9).

Menurut Sanusin, saat ini jumlah siswa di SLB sudah mencapai 115 siswa. Sejak berdiri Tahun 2008, sekolah setempat baru pernah mendapatkan bantuan sekali. Itu pun bersumber dari APBN di Tahun 2015 lalu. Jumlahnya sebesar, Rp.90 juta dan digunakan untuk membangun satu Ruang Kelas Baru (RKB).

“Kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah, agar dapat meningkatkan infrastruktur sarana dan prasana sekolah. Agar pelayanan pendidikan kepada siswa berkebutuhan khusus lebih maksimal, dan terarah sesuai moto dalam memajukan pendidikan. Sebab saat ini, dalam membangun sekolah, kita hanya mendapatkan bantuan secara swadaya saja,” akunya.

Sedangkan terkait penyusunan program pembelajaran di SLB pada tahun ajaran 2016 diakuinya, sudah mencapai 75 persen. Program pembelajaran yang diterapkan di SLB sedikit berbeda dengan sekolah reguler, karena menggunakan metode pendekatan dalam kelas, sehingga guru harus betul-betul memahami karakteristik siswa.

“Untuk mata pelajaran memang sama dengan di sekolah regular, tapi di SLB ada pembelajaran khusus seperti tuna rungu, tuna bicara, bina sosial dan lainnya. Semoga dengan curahan hati kami ini, dapat dibantu pemerintah daerah ke depan,” tandasnya.

*Eric