Kabar Bima

Program Membangun Tangguh Bencana dan Bank Sampah Sarae Maraso, Diresmikan

263
×

Program Membangun Tangguh Bencana dan Bank Sampah Sarae Maraso, Diresmikan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Wakil Walikota (Wawali) Bima H. Arahman H. Abidin menghadiri acara peluncuran program membangun ketangguhan Kota Bima melalui pengelolaan sampah berkelanjutan dan penandatanganan nota komitmen antara pemerintah Kota Bima dengan OXFAM Indonesia.  Peluncuran program itu juga dirangkaikan dengan Peresmian Bank Sampah Sarae Maraso, di Kantor Bank Sampah Sarae, Senin (10/10).

Wawali memukul gong ditandainya peresmian program membangun tangguh bencana dan Bank Sampah Sarae Maraso. Foto: Hum
Wawali memukul gong ditandainya peresmian program membangun tangguh bencana dan Bank Sampah Sarae Maraso. Foto: Hum

Acara tersebut juga dihadiri Direktur XFAM Indonesia, Dandim 1608 Bima, perwakilan Polres Bima Kota, BUMN dan BUMD, dan Kepala SKPD Lingkup Pemerintah Kota Bima.

Program Membangun Tangguh Bencana dan Bank Sampah Sarae Maraso, Diresmikan - Kabar Harian Bima

Acara diawali dengan penandatanganan nota komitmen oleh beberapa kepala SKPD lingkup Pemerintah Kota Bima, mengenai dukungan dan kontribusi pada pelaksanaan program ketangguhan Kota.

Beberapa SKPD terkait yang menandatangani nota komitmen diantaranya Kepala Bappeda Kota Bima, Kepala BPBD Kota Bima, Kepala BLH Kota Bima, Kepala DKPP Kota Bima, Kepala Dispertanak Kota Bima, Kepala BPK2, Kepala Dishutbun dan Kepala Diskoperindag Kota Bima.

Penandatangan nota komitmen ini disaksikan oleh Wakil Walikota Bima, Direktur OXFAM Indonesia, Dandim 1608 Bima, perwakilan Kapolres, dan Direktur LP2DER Bima.

Country Director OXFAM Budi Kuncoro menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Bima dan semua pihak di Kota Bima. Baginya Kota Bima adalah laboratorium program khusus untuk model Kota Tangguh. Dipujinya bahwa Kota Bima telah memberikan pelajaran berharga dan contoh yang baik tentang kepemimpinan dan komitmen pimpinan daerah yang kuat dan kerjasama multi pihak yang efektif, baik eksekutif, legislatif maupun masyarakat secara keseluruhan.

“Kota Bima sudah memiliki fondasi yang sangat kuat dan tata kelola yang baik dalam penanggulangan bencana,” pujinya.

Sementara itu, Wawali dalam arahannya menyampaikan, upaya membangun Kota Bima sebagai kota tangguh memang harus diupayakan secara menyeluruh atau menyentuh semua aspek. Tidak hanya aspek kesiapsiagaan bencana, namun juga aspek kelestarian lingkungan, sanitasi, pendidikan, kesehatan, penerapan teknologi informasi, serta kebersihan.

“Kita sangat bersyukur dan berterima kasih, karena kita banyak dibantu dalam berbagai aspek tersebut. Dari pihak non pemerintah, kita mendapat bantuan besar dari OXFAM. Selain OXFAM, ada juga Y-Consultancy dari Belanda, US-AID dan ICITAP dari Amerika Serikat, Jica dari Jepang, serta AUS-AID dari Australia,” papar Wawali.

Diapresiasinya pula dukungan dari OXFAM yang telah membukakan pintu agar Kota Bima bisa belajar dari kota lain yang memiliki karakteristik wilayah dan tantangan permasalahan yang serupa yang dikenal dengan istilah Sister City.

“Saat ini Kota Bima sedang merintis bersama Kota Marikina di Filipina, seperti halnya Kota Tangerang selatan memiliki Sister City Kota Daejeon di Korea Selatan,” jelas Wawali.

Diharapkannya Kota Bima dapat belajar banyak dari kota-kota yang telah maju tersebut, termasuk dalam upaya pengelolaan sampah berkelanjutan. Karena bagaimanapun persoalan pengelolaan sampah ini menjadi salah satu PR yang harus dipecahkan bersama. Di sisi lain, lahan yang dapat digunakan sebagai tempat pembuangan akhir juga semakin kurang tersedia.

Diakuinya meski Kota Bima masih relatif kecil, dan jumlah penduduk saat ini juga relatif masih sedikit, namun kecenderungan peningkatan jumlah penduduk di Kota Bima yang persentasenya termasuk paling tinggi di NTB, maka rasanya pengelolaan sampah harus mulai menjadi perhatian serius sejak sekarang.

Penerapan bank sampah baginya menjadi salah satu alternatif dan hal yang sangan positif untuk dikembangkan. Jika tadinya masyarakat kesulitan mencari tempat pembuangan sampah, sampah itu kini bisa dikumpulkan di Bank Sampah. Kemudian petugas bank sampah kemudian akan bekerjasama dengan pengepul yang akan membeli sampah tersebut.

Wawalipun optimis bahwa langkah semacam ini dapat membawa manfaat ganda, antara lain: Ikut mengatasi masalah lahan pembuangan akhir dan untuk peningkatan pendapatan masyarakat.

Diakhir sambutannya, Wawali menyampaikan kabar menggembirakan dari Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah NTB yaknipada bulan November mandatang pelayanan pembuatan Paspor di Kota Bima akan dimulai.

*Bin/Hum