Kabar Bima

PAN Pasti Maju Pada Pilkada 2018

339
×

PAN Pasti Maju Pada Pilkada 2018

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Bukan lagi isyarat yang disampaikan oleh Ketua DPC PAN Kota Bima, Feri Sofiyan saat menanggapi pertanyaan media soal suksesi Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Bima 2018 nanti, tapi kepastian untuk ikut dan menjadi kompetitor pesta demokrasi lima tahunan.

Ketua DPC PAN Kota Bima, Feri Sofiyan. Foto: Bin
Ketua DPC PAN Kota Bima, Feri Sofiyan. Foto: Bin

Kepastian itu disampaikan dengan tegas oleh Feri, karena sebagai petugas partai, seluruh kader PAN yang dinilai mampu tetap akan menunjukan loyalitas atas perintah dan keinginan partai.

PAN Pasti Maju Pada Pilkada 2018 - Kabar Harian Bima

“Yang pasti PAN tetap maju pada Pilkada Kota Bima. Lagi pula banyak kader yang siap, baik yang berada di DPRD Provinsi maupun di DPR RI,” ujarnya, baru – baru ini.

Soal nanti apakah kader PAN akan menjadi orang pertama atau kedua, menurut pria yang juga Ketua DPRD Kota Bima itu, akan melihat kemungkinan-kemungkinan politik yang terjadi. Sebab, politik itu kompromis dan dinamis.

“Jika partai melihat ada peluang yang mengharuskan kadernya untuk menjadi orang pertama, kader PAN tidak bisa menolak dan harus maju sebagai orang pertama,” katanya.

Feri menjelaskan, Pilkada Kota Bima memang sudah semakin dekat. Sejumlah partai juga sudah mulai membicarakan dan mencari siapa kader yang bisa didorong untuk maju sebagai calon. Demikian juga dengan PAN, langkah – langkah awal sudah mulai dilakukan. Mengikuti gerak dinamis perpolitikan di daerah.

Sesungguhnya, sambung pria alumni Fakultas Hukum Unram itu, PAN dalam berpolitik tidak kaku-kaku amat. Pada suksesi Pilkada Kota Bima tahun 2018, juga tetap akan membuka peluang yang seluas – luasnya untuk kader eksternal. Namun, melihat adanya kesiapan kader sendiri, maka kader sendiri juga perlu didorong untuk ikut.

“Akan banyak kemungkinan-kemungkinan dalam berpolitik. Karena politik ini tidak kaku, tapi dinamis dan kompromis. Jadi sama siapa saja bisa jadi,” terangnya.

Menjadi pertama dan kedua, bukan masalah mau dan tidak mau, tapi kita lihat situasi politik. Jika situasi memungkinkan untuk bisa pertama, kenapa tidak.

Ia menambahkan, sebagai kader partai, apapun perintah partai nanti, tetap dihormati. Jika di kader di daerah dinilai mampu dan memiliki pelaung, maka akan dijalankan. Begitupun sebaliknya, jika kader di daerah dianggap belum pantas, tidak bisa dipaksakan.

*Bin