Kabar Bima

Resmi Cerai, Janda Muda ini Berjuang Dapat Hak Asuh Anak

329
×

Resmi Cerai, Janda Muda ini Berjuang Dapat Hak Asuh Anak

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Jika cerai sudah menjadi jalan keluar dalam memutuskan hubungan rumah tangga, warna hidup akan berbeda. Ibaratkan hidup mulai dari titik nol kembali. Jaminan nafkah lahir dan batin tetap akan menjadi kebutuhan. Yang lebih riskan, ketika pasangan suami istri yang telah resmi berpisah, saling ngotot mendapatkan hak asuh anak.

Ilustrasi
Ilustrasi

Seperti yang diceritakan D wanita asal Kecamatan Wera, yang menceritakan kisah dampak perceraiannya. Hak asuh anak sangat didambakan oleh dirinya, sebagai ibu rumah tangga yang telah bersandang status janda muda.

Resmi Cerai, Janda Muda ini Berjuang Dapat Hak Asuh Anak - Kabar Harian Bima

Saat ini, D yang berprofesi sebagai tenaga honorer di salah satu sekolah itu sedang menunggu sidang hak asuh anak. Ia sudah resmi bercerai dengan suaminya beberapa bulan lalu. Pun, telah resmi pisah
rumah.

D yang masih menjalani pendidikan sebagai salah satu Mahasiswi Keguruan di salah satu kampus di Kota Bima, mengaku anak pertamanya berusia satu tahun, buah hati dari mantan suaminya H, tenaga honorer di salah satu kantor Pemerintah Kabupaten Bima.

Menurut wanita berkulit putih ini, awal masalah rumah tangga bersama suami yang meminangnya dua tahun silam, lebih memilih tinggal bersama orang tuanya. Padahal, dalam proses mendayung bahtera rumah tangga, kondisinya sangat memrihatinkan. Kendati demikian, ia mencoba tetap bersyukur dengan keadaan yang ada akan tetapi, demi meraih kehidupan yang mandiri.

D mencoba membujuk suaminya keluar dari rumah, hidup mandiri dengan mengontrak rumah. Namun, H selalu saja menahan keinginannya, tetap tinggal serumah dengan orangtuanya.

Mulai dari hal yang prinsip tersebut, perahu rumah tangga mereka goyah. Percecokkan mulai muncul. Bahkan, kata D suaminya sering meninggalkannya seorang diri di rumah mertua. Sesekali hasrat berhubungan intim terabaikan begitu saja. Rasa curiga kepada sang suami menghimpit rasa, tetapi sebagai istri yang taat, ia mengabaikan hasrat tersebut.

Bahtera rumah tangga kian goncang, ketika si mertua ikut campur segala urusan. Mulai dari urusan yang sepele sampai yang prinsip. Hal tersebut yang membuat D memutuskan untuk mengambil sebuah keputusan untuk gugat cerai suaminya.

*Kahaba-09