Kabar Bima

Soal Uang Rp 500 Ribu, Warga Matakando Protes di Kantor Lurah

225
×

Soal Uang Rp 500 Ribu, Warga Matakando Protes di Kantor Lurah

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Puluhan warga lingkungan Tolotando Kelurahan Matakando mendatangi kantor lurah setempat, Senin (9/1). Warga memprotes serta menanyakan prosedur dan mekanisme penyaluran bantuan Rp 500 untuk masyarakat korban banjir.

Soal Uang Rp 500 Ribu, Warga Matakando Protes di Kantor Lurah - Kabar Harian Bima
Warga Kelurahan Matakando saat mendatangi Kantor Lurah. Foto: Eric

Ketua pemuda Kelurahan Matakando sekaligus warga RT 02 RW 01, Hermansyah mempertanyakan mekanisme pendataan warga yang terdampak banjir.

Soal Uang Rp 500 Ribu, Warga Matakando Protes di Kantor Lurah - Kabar Harian Bima

“Saya tanya kepada lurah, tata cara prosedur pendataan korban banjir. Kemudian bagaimana mekanisme bantuan Rp 500 ribu itu disalurkan,” sorotnya.

Kemudian ibu rumah tangga lainnya Rairah warga RT 01 RW 01 mengungkapkan, yang lebih miris dalam penyaluran bantuan tersebut, dirinyta tidak mendapatkan bantuan padahal rumahnya turut direndam banjir.

“Saya bersama warga sekitar rumah tidak diberikan bantuan, tapi yang lain dapat. Padahal kami sama menjadi korban banjir. Anehnya lagi, pembagian uang Rp 500 ribu itu tidak dilakukan masing-masing rumah, tapi melalui pesan singkat SMS,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua RT 02 Zulkifli mengaku heran, pasca banjir bandang terjadi hingga turunnya bantuan ke masyarakat, pihaknya tidak pernah diundang oleh pemerintah kelurahan, untuk koordinasi mengenai data rumah warga terdampak banjir.

“Aneh saja, saya tidak pernah dipanggil untuk pendataan korban banjir dan memberikan laporan. Tiba-tiba saja ada turun bantuan, dengan jumlah penerima variatif,” bebernya.

Sementara itu Lurah Matakando R.M. Irwan kepada meminta warganya bersabar. Karena bisa jadi pendataan korban banjir berbeda dengan di lapangan.

“Ini miskomunikasi saja, bahkan bisa jadi data yang disetor ketua RT dan RW salah input. Bisa pula ada yang dobel nama penerima,” jelasnya.

Untuk itu, agar masalah tidak membias terlalu jauh, pihaknya akan kembali mengundang semua ketua ketua RT dan RW. Menanyakan kembali nama yang diusulkan, apakah terdampak banjir atau tidak.

“Agar masalah ini jelas, saya akan memanggil kepala lingkungan. Bertemu kembali di aula kantor, sehingga bisa mengetahui akar permasalahan dan mencari solusi,” imbuhnya.

Pantauan wartawan kahaba.net, aksi warga itu turut dikawal puluhan aparat Polsek Rasanae Barat,

*Kahaba-04