Kabar Bima

Lurah Sarae Potong Insentif Ketua RT dan RW

313
×

Lurah Sarae Potong Insentif Ketua RT dan RW

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Prilaku Lurah Sarae Iskandar kembali menuai sorotan. Kali ini, urusan pemotongan insenstif Ketua RT dan RW setempat yang dipotong Lurah setempat tanpa ada kejelasan.

Lurah Sarae Potong Insentif Ketua RT dan RW - Kabar Harian BimaKetua RT 12 Kelurahan Sarae Idris M. Sidik mengungkapkan, setiap triwulan, ketua RT dan RW menerima insentif senilai Rp 325 ribu. Namun beberapa hari kemarin, pihaknya hanya menerima insentif sebesar Rp 275 ribu. Sisanya Rp 50 ribu dipotong.

Lurah Sarae Potong Insentif Ketua RT dan RW - Kabar Harian Bima

Idris mengakui, sehari sebelum menerima insentif, seluruh RT dan RW diundang Lurah Sarae untuk bertemu. Saat pertemuan itu, Lurah hanya menyatakan, insentif seluruh RT dan RW dipotong masing Rp 50 ribu. Namun tidak dijelaskan maksud dan alasan pemotongan itu.

“Dipotong karena apa dan untuk apa ini kan tidak jelas. Saat kami tanyakan, Lurah hanya menjawab hanya untuk orang timur,” ungkapnya beberapa hari yang lalu.

Kendati uang itu tidak seberapa, namun Lurah Sarae mestinya bisa memberi penjalasan uang itu akan digunakan untuk keperluan apa. Karena pemotongan itu juga merupakan Pungutan Liar (Pungli) yang saat ini diperangi oleh Pemerintah Kota Bima.

“Masalah ini semua diketahui oleh RT dan RW, tapi tidak ada yang protes,” ungkapnya.

Sementara itu, Lurah Sarae Iskandar yang dimintai klarifikasi mengakui bahwa dirinya memotong insentif RT RW itu sebanyak Rp 50 ribu. Namun pemotongan itu sudah melalui kesepakatan bersama dan RT RW tidak mempermasalahkan.

“Sebelum uang itu dipotong saya mengundang semua perangkat RT dan RW. Kemudian meminta sumbangan masing-masing Rp 50 ribu, untuk pemilihan Ketua RT dan RW baru, karena periode yang lama telah usai,” jelasnya.

Untuk itu sebagai kepala kelurahan yang mengambil kebijakan, pihaknya beserta jajaran telah mengumpulkan insentif itu. Kemudian digunakan untuk pemilihan ketua RT dan RW yang baru. Karena anggaran pemilihan Ketua RT dan RW tidak tersedia di kelurahan.

“Kelurahan Sarae punya 6 RW, sehingga setiap Ketua RW yang lama telah saya berikan uang masing-masing Rp 150 ribu untuk melakukan pemilihan ketua yang baru. Bila ada yang mengelaim dana itu disalahgunakan tidak benar dan mendasar,” tegasnya.

*Kahaba-04