Kabar Bima

Soal Dana CFW, Warga Jatiwangi Sorot Kinerja Ketua RT

233
×

Soal Dana CFW, Warga Jatiwangi Sorot Kinerja Ketua RT

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pembagian uang Cash For Work (CFW) sebesar Rp 500 ribu untuk rumah terdampak banjir masih menyisakkan persoalan di Kelurahan Jatiwangi. Puluhan warga setempat, Jum’at (20/1) mendatangi kantor Lurah Jatiwangi.

Soal Dana CFW, Warga Jatiwangi Sorot Kinerja Ketua RT - Kabar Harian Bima
Warga Jatiwangi saat mendatangi kantor Lurah. Foto: Deno

Warga yang hadir menyorot kinerja RT 28 Kelurahan Jatiwangi dan mempertanyakan prosedur pendataan rumah yang terdampak banjir. Karena masih banyak rumah yang tergenang banjir namun tidak mendapatkan bantuan uang kebersihan sebesar Rp 500 ribu.

Soal Dana CFW, Warga Jatiwangi Sorot Kinerja Ketua RT - Kabar Harian Bima

Salah satu warga Indra menyampaikan, itemukan kejanggalan pada pendataan dan pembagian uang bantuan untuk warga RT 28 Kelurahan Jatiwangi. Selain banyak warga yang tidak dapat bagian, ada juga warga RT lain yang masuk dalam pendataan RT 28 dan menerima bantuan tersebut.

“Dari 83 warga yang tergenang banjar, hanya 30 warga saja yang dapat. Lucunya lagi, ada apa para guru SDLB yang bukan dari RT 28 bisa mendapatkan bantuan tersebut,” sorotnya.

Aman Fushilat mewakili warga yang sama juga menyampaikan pada lahan rumah miliknya ditempati tiga rumah. Saat RT RW mendata, muncul himbauan untuk warga menyerahkan foto kopi Kartu Keluarga (KK) tiap rumah. KK tiap rumah dalam lahannya pun diserahkan, namun saat pencairan uang itu hanya satu rumah yang mendapat bantuan.

“Kami menilai ada konspirasi saat pendataan. Kami juga menduga telah terjadi pemanfaatan dalam proses pendataan. Rumah kami didata tapi bantuanya tidak kunjung tiba,” keluhnya.

Ketua RT 28 Sukarman menjelaskan, tidak ada yang menyuruh dirinya untuk mendata KK. Itu hanya inisiatifnya untuk langsung mengumpulkan KK tiap warga. Ia pun mengaku bersalah saat melakukan pendataan tersebut.

“Saya tau di kelurahan lain pendataan dilakukan per KK, ini hanya miskomunikasi,” sesalnya.

Sementara itu, Lurah Jatiwangi Muhamad menjelaskan, pihak kelurahan tidak pernah menyuruh RT dan RW untuk mengumpulkan KK tiap rumah yang tergenang banjir. Berdasarkan arahan Camat, pendataan dilakukan per rumah, bukan per KK.

“Saya tidak pernah menyuruh pihak RT dan RW mendata per KK,” katanya

Di tempat yang sama, Camat Asakota Is Fahmi mengatakan, masalah pendataan warga yang terkena banjir di Kelurahan Jatiwangi lagi dibahas dan menjadi atensi khusus pemerintah.

“Mungkin hal ini kelalaian RT dan RW dalam pendataan. Karena hampir tiap RT di kelurahan terjadi minskomunikasi seperti ini,” jelasnya.

*Kahaba-05