Kabar Bima

Insiden di SMPN 14, Dikbud Segera Turun ke Sekolah

256
×

Insiden di SMPN 14, Dikbud Segera Turun ke Sekolah

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Pemukulan 4 siswa SMPN 14 karena ngamuk tidak mendapat beasiswa akhirnya sampai juga di telinga Kadis Dikbud Kota Bima. Dinas terkait pun secepatnya akan melakukan upaya agar masalah tersebut dapat diselesaikan. (Baca. 4 Siswa ini Protes Dipukul Guru)

Insiden di SMPN 14, Dikbud Segera Turun ke Sekolah - Kabar Harian Bima
Kepala Dinas Dikbud Kota Bima, H. Alwi Yasin. Foto: Bin

“Insiden ini tentu membuat malu lembaga pendidikan, karena terjadi di lingkup sekolah saat kegiatan KBM,” ujar Kadis Dikbud H. Alwi Yasin, Senin (21/8).

Insiden di SMPN 14, Dikbud Segera Turun ke Sekolah - Kabar Harian Bima

Berdasarkan pemberitaan media kata Alwi, awal keributan karena siswa tidak dapat beasiswa miskin. Namun ditegaskannya, siswa manapun yang akan memperoleh dana beasiswa, seharusnya memenuhi beberapa persyaratan.

Ia justru menilai ada yang aneh, hingga ada siswa yang mengamuk karena tidak dapat beasiswa. Padahal berdasarkan aturan, penerima bantuan harus memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP). Bila faktanya 4 siswa itu tidak memiliki KIP, maka siswa wajar tidak mendapatkan bantuan beasiswa.

“Sekolah hanya mengirimkan data ke pusat, selanjutnya pusat yang menentukan siapa yang berhak menerima bantuan. Bukan sekolah yang disalahkan, karena mereka hanya sebatas mengusulkan. Selanjutnya menjadi tugas pusat, untuk menerbitkan KIP,” jelasnya.

Alwi menjelaskan, apapun tindakan siswa dalam melakulan protes hingga mau mengangkat meja. Tentu ini merupakan tindakan tidak benar, karena sudah mengganggu kenyamanan siswa lain serta KBM yang sedang berlangsung.

“Tindakan protes hingga mengangkat meja itu sudah salah, karena siswa tugasnya belajar. Jikapun ada ketidakpuasan, seharusnya orangtua yang bertanya ke pihak sekolah. Kenapa putranya tidak mendapat beasiswa,” tandasnya.

Sehingga lanjut Alwi, atas sikap siswa yang mengganggu ketertiban jalannya KBM. Maka guru melakukan pembinaan, yang tentunya harus dilakukan dalam tahap kewajaran.

“Siswa tidak boleh mengamuk di kelas, begitu juga guru tidak boleh melakukan tindakan yang terlalu keras terhadap murid,” ingatnya.

Atas kejadian ini, maka secepatnya ia akan turun untuk melakukan klarifikasi sekaligus memberikan pembinaan dan masukan kepada siswa dan juga guru. Karena cara menyelesaikan masalah dengan kekerasan, tentu tidak akan membawa dampak yang baik.

*Kahaba-04