Kabar Bima

Upah Disunat Kepala Sekolah, Honorer SDN 32 Marah – Marah di FB

460
×

Upah Disunat Kepala Sekolah, Honorer SDN 32 Marah – Marah di FB

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Guru honor di SDN 32 Kota Bima Mahyudin Mas’ud terlihat marah – marah di akun Facebook miliknya, lantaran upahnya mengajar di sekolah tersebut dipotong oleh kepala sekolah setempat. Status Mahyudin pun ditanggapai beragam oleh nitizen.

Upah Disunat Kepala Sekolah, Honorer SDN 32 Marah – Marah di FB - Kabar Harian Bima
SDN 32 Kota Bima. Foto: Mahyudin Mas’ud (Facebook)

Saat ditemui kahaba.net Mahyudin menceritakan, upah yang diperoleh selama mengabdi menjadi guru olahraga di sekolah itu sebesar Rp 450 ribu setiap tiga bulan pencairan dana BOS. Tapi karena keterbatasan waktu untuk mengajar, dirinya meminta kebijaksanaan kepala sekolah agar dalam seminggu 3 kali tidak mengajar. Karena harus berbagi jam mengajar dengan guru honorer lainnya.

“Jadi, saya hanya mengajar 4 jam dalam sepekan. Akhirnya berdasarkan kesepakatan dengan kepala sekolah, gaji saya dipotong Rp 100 ribu saja, dan ini telah disetujui bersama,” ungkapnya.

Tapi pada kenyataannya, justeru gajinya disunat hingga Rp 200 ribu. Sehingga pemotongan itu sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi rumah tangganya.

“Uang itu sangat bermanfaat untuk keperluan rumah tangga saya. Tapi justeru disunat dengan alasan untuk keperluan ATK, padahal sudah ada dana BOS,” ungkapnya.

Yang membuat dirinya heran, dari 7 guru honorer yang mengajar. Hanya upahnya saja yang disunat. Sedangkan 6 guru honorer lainnya tidak. Padahal mempunyai tugas dan fungsi yang sama.

“Kenapa hanya upah saya yang disunat, sedangkan guru lainnya tidak,” sorotnya.

Sementara itu Kepala SDN 32 Kota Bima Hj Titin Sri Supartini mengaku itu bukan potongan. Tapi dipinjam sebentar untuk keperluan membeli ATK yang tidak cukup dari dana BOS.

“Dana BOS kurang, jadi saya pinjam sebentar. Nanti juga dikembalikan,” katanya.

Titin mengaku, uang itu untuk menutup dana BOS yang kurang. Karena sebagian besar dananya dipergunakan untuk bisa akreditasi sekolah.

“Lagi pula guru honorer Mahyudin malas mengajar, sehingga wajar juga dipotong honornya,” ungkapnya.

*Kahaba-04