Kabar Bima

Pemetaan Isu Lokal di Pilkada, M16 Gelar FGD dengan Wartawan

240
×

Pemetaan Isu Lokal di Pilkada, M16 Gelar FGD dengan Wartawan

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Lembaga kajian sosial politik asal Kota Mataram M16 menggelar kegiatan Fokus Grup Diskusi dengan wartawan Kota Bima, Selasa (23/1) sore di Kelurahan Rontu. Kegiatan diskusi membahas pemetaan isu lokal dan khas untuk Pilkada NTB.

Pemetaan Isu Lokal di Pilkada, M16 Gelar FGD dengan Wartawan - Kabar Harian Bima
FGD yang digelar M16 untuk memetakan isu lokal Pilkada NTB. Foto: Ady

Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto menjelaskan, tujuan FGD adalah mengumpulkan isu yang tengah hangat terkait Pilkada. Baik untuk Pilgub NTB, maupun untuk Pilkada Kota Bima.

Pemetaan Isu Lokal di Pilkada, M16 Gelar FGD dengan Wartawan - Kabar Harian Bima

Dijelaskannya, media memiliki peran untuk memainkan isu penting dalam Pilkada. Apalagi, terkadang yang dimunculkan oleh tim dan pendukung pasangan calon hal-hal kurang produktif.

Adanya kelompok penyeimbang ini kata dia, justru bisa memberikan gagasan kepada pasangan calon, tentang tema kampanye atau sosialisasi kepada masyarakat.

“Untuk isu-isu ini, butuh kelompok penyeimbang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Sehingga bisa direspon oleh bakal calon, baik balon gubernur maupun walikota atau bupati,” tuturnya.

Bambang mengaku, sengaja mengajak media untuk mengumpulkan isu-isu tersebut. Karena dinilainya, media merupakan kelompok yang bisa mengidentifikasi isu-isu yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini.

Misalnya, kata dia, di Kota Bima, isu apa yang dimunculkan saat ini. Jika yang disuguhkan tim dan pendukung atau pasangan bakal calon hal yang tidak substansial. Maka media bisa menggugah dengan realitas, sehingga itu dilirik dan menjadi isu penting.

Sejumlah wartawan dari berbagai media di Bima, mengungkapkan tentang isu yang kerap menjadi komoditi politik. Misalnya, masalah banjir, penataan kota, bukan pada penajaman tentang visi-misi.

Sekretaris M16, Lalu Athari Fathulah, SE menambahkan, saat ini masih ada yang melihat pasangan Balon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB dari sisi kelompok mayoritas dan minoritas. Misalnya, calon yang dari Pulau Lombok atau Sumbawa. “Seharusnya, tidak lagi menjadi isu mayoritas dan minoritas,”  ujarnya.

Untuk itulah, kata dia, dibutuhkam lembaga-lembaga yang memberikan pencerahan atau pendidikan politik. M16 menjadi bagian dari kelompok yang memilih untuk itu.

*Kahaba-03