Kabar Bima

Gempa Bumi di Bolo, “170 Orang Jadi Korban”

297
×

Gempa Bumi di Bolo, “170 Orang Jadi Korban”

Sebarkan artikel ini

Kabupaten Bima, Kahaba.- Kepanikan masyarakat Desa Kananga dan siswa SMK Muhammdiyah Bolo pecah saat gempa yang mengguncang Kecamatan Bolo tadi pagi, Rabu (31/1). Semua berhamburan keluar berusaha menyelamatkan diri.

Gempa Bumi di Bolo, “170 Orang Jadi Korban” - Kabar Harian Bima
Siswa terkapar saat gladi lapang gempa bumi di Bolo. Foto: Yadien

Teriak tangis dan minta pertolongan terdengar saling bersahutan, suasana begitu mencekam. Puluhan relawan bencana, jajaran BPBD dan tim medis kemudian hadir dan sigap melakukan evakuasi dan memberi pertolongan untuk ratusan warga dan siswa yang sudah mengalami sejumlah luka.

Gempa Bumi di Bolo, “170 Orang Jadi Korban” - Kabar Harian Bima

Rupanya, hiruk pikuk serta kepanikan karena bencana tersebut merupakan Gladi Lapang yang digelar MDMC PP Muhammadiyah, Rumah Sakit Muhammadiyah Bima yang bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Bima, Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, RSUD Sondosia dan PKM Bolo, Desa Kananga, dan SMK Muhammadiyah Bolo di Kantor Desa Kananga Kecamatan Bolo dan SMK Muhammadiyah Bolo.

Kegiatan itu merupakan salah satu upaya untuk memberikan pemahaman mengenai tindakan pertama kali yang harus dilakukan ketika bencana alam terjadi.

Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Rahmawati Husein menyampaikan, Gladi Lapang tersebut digelar untuk melatih kesiapan dan kesigapan dalam mengatasi serta penguatan kapasitas medis dalam penanggulangan bencana

“ini menjadi penting untuk dilakukan agar rumah sakit dan masyarakat siap dan siaga terhadap bencana. Karena penanganan bencana itu bukan saja tanggungjawab pemerintah,” katanya.

Gladi lapang tersebut mengangkat tema bencana gempa bumi, dengan melibatkan sekitar 400 orang. Sementara jumlah korban yang harus diberikan perawatan medis sebanyak 170 orang wwarga dan siswa.

Rahmawati juga menjelaskan, sebelum kegiatan itu pihaknya juga melakukan gladi ruang yang menjelaskan teori-teori penanganan bencana.

“Gladi lapang ini merupakan menerapan dari teori yang diberikan pada pelatihan waktu itu,” ungkap dokter tersebut.

Rahmawati berharap semoga dengan kegiatan itu, masyarakat paham bagaimana menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.

*Kahaba-10