Kabar Bima

Tumor Mata, Tiap Hari Ina Mene Mengerang Sakit dan Panas

368
×

Tumor Mata, Tiap Hari Ina Mene Mengerang Sakit dan Panas

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Sudah 2 tahun lebih Maemunah Ahmad (70) harus merasakan panas dan sakit dibagian mata kanannya. Wanita yang tinggal di RT 3 RW 2 Kelurahan Rite Kecamatan Raba itu mengidap tumor. Bola matanya kian membesar, dibagian depan nampak terlihat seperti hancur.

Tumor Mata, Tiap Hari Ina Mene Mengerang Sakit dan Panas - Kabar Harian Bima
Ina Mene, menderita tumor dibagian mata. Foto: Bin

Ina Mene, begitu dirinya biasa dipanggil, sudah lama ditinggal mati oleh suaminya. Dari 5 orang anaknya, hanya seorang anak yakni Bahrain yang tinggal serumahnya. Menjaga dan merawat orang tuanya yang sudah uzur.

Tumor Mata, Tiap Hari Ina Mene Mengerang Sakit dan Panas - Kabar Harian Bima

Saat disambangi media ini, Minggu sore (18/2) Ina Mene tengah berbaring di tempat tidur yang seadanya. Ruang tidur itu bercampur dengan dapur. Ina Mene tinggal di rumah panggung 6 tiang. Menghabiskan masa tuanya dengan derita yang tidak diketahui kapan akan berakhir.

Bahrain menceritakan, 3 tahun lalu awalnya muncul benjolan kecil diatas kelopak mata. Lalu benjolan itu terasa semakin gatal, sakit dan panas. 2 tahun terakhir, benjolan itu kian membesar.

Karena sudah semakin membesar, anaknya pernah membawa Ina Mene ke RSUD Bima. Oleh dokter setempat mengaku, mata wanita tua itu sudah terkena tumor dan harus dioperasi. Hanya saja tindakan operasi harus dilakukan di luar daerah.

“Mendengar kata operasi, kami mengingat soal biaya. Darimana kami harus dapat uang. Ibu juga waktu itu tidak ingin dioperasi,” ujarnya.

Karena dokter di RSUD Bima bilang tidak ada obat yang harus diminum sambung Bahrain, akhirnya Ina Mene dibawa pulang. Lalu diobati dengan pengobatan tradisional seperti tepung beras (Loi Keta).

“Hanya diobati dengan Loi Keta. Untuk meringankan gatal, sakit dan panas di bagian kelopak mata,” katanya.

Saat ini, Ina Mene hanya bisa duduk dan tidur. Tak banyak juga yang bisa dilakukan, karena usia juga sudah tak mampu membuat badannya bergerak. Untuk buang air saja, dirinya harus dibantu oleh anaknya.

Bahrain mengaku, satu tahun lalu pernah pegawai Dinas Sosial datang dan mendata Ina Mene. Namun hingga saat ini tak ada kabarnya. Pihak Pemerintah Kelurahan Rite bahkan tak pernah datang untuk sekedar memberikan perhatian.

Di tempat yang sama, salah satu keluarga Ina Mene Suherman mengaku dulu sebelum membesar seperti ini, sempat diurus oleh H Sutarman. Hanya saja, Ina Mene takut jika harus dilakukan dioperasi. Bayangannya, jika dioperasi maka nyawa tidak bisa diselamatkan.

“Sudah kita beri pengertian. Tapi Ina Mene tetap bersikukuh tidak ingin dioperasi,” katanya.

Bahrain melanjutkan, saat ini ia berharap banyak pada perhatian pemerintah. Agar orang tuanya bisa diobati dan dioperasi. Pihaknya juga sudah memberi pengertian, dan Ina Mene mau dioperasi.

“Pemerintah mohon bantu orang tua saya. Agar bisa kembali melihat,” pintanya.

Ina Mene menjadi sekian potret warga Kota Bima yang menderita sakit parah, dan masih jauh dari perhatian pihak yang berwenang. Padahal derita yang dialaminya tersebut sudah 3 tahun lamanya. Dinas terkait hanya datang mendata, tapi tidak ada tindaklanjut.

Semoga saja, pernyataan anaknya Bahrain di media ini menjadi pintu perhatian yang maksimal untuk Ina Mene. Lebih – lebih oleh pihak yang berkepentingan. Ternyata masih ada warga yang menderita sakit parah, namun tidak mendapat perhatian sama sekali.

*Kahaba-01